-->

Translate This Blog

6.10.18

2 Syarat Dapat Berjumpa dengan Allah

Berjumpa dengan Allah, Musykilkah?

Sulit Anda memaklumi judul artikel di atas. Dapat berjumpa dengan Allah? Sementara ini, sangat jarang muslim yang meyakini janji Allah di dalam al-quran. 

Anda diajak, bahkan bukan sekedar tak mungkin, oleh Allah azza wa jalla agar dapat berjumpa dengan-Nya. Sudah sangat jelas, silakan simak ayat di bawah ini, bahwa Allah memberi kualifikasi bagaimana dapat memandang wajah-Nya. Anda hanya mengerjakan amal saleh dan tidak syirik atas apa pun selain hanya Allah yang patut Anda sembah (ibadah)

“Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya" (QS. Al-Kahfi:110).

Syarat itu tidak banyak, hanya dua: beramal saleh dan jangan syirik. 

Bagaimanakah Amal Saleh Itu?


Secara bahasa, saleh (baik) adalah suatu perbuatan yang tidak buruk dengan tidak melampaui kemampuan yang dimiliki. Anda sedang berbuat saleh apabila perbuatan Anda didukung dengan kemampuan untuk mengerjakannya. 

Tentu saja, perbuatan Anda adalah perbuatan baik secara syar’i maupun dalam pandangan manusia. Akan tetapi, "baik" secara syar’i belum tentu "baik" dalam pandangan manusia.

Misalnya, Anda berbuat untuk mengerjakan suatu tugas menyiasati musuh Islam yang akan menyusup ke wilayah Anda dengan berpura-pura Anda menjadi seorang intel. Anda sendiri sebetulnya hanya bekerja sebagai seorang buruh tani. Karena ajakan seorang ustadz, Anda memaksakan diri untuk patuh dan taat menjalankan perintah. 

Anda dibekali secara kilat materi cara-cara melakukan pengintaian musuh. Anda menerima segala resiko bila tertangkap. Secara syar’i, Anda meyakini bahwa musuh Islam itu harus diperlakukan seimbang dengan perbuatannya. Mereka sering menghasut kaum muslim untuk beralih agama. Anda betul-betul terkesima dengan ceramah pak ustadz. 

Perbuatan Anda secara syar’i membenci mereka tidak salah. Akan tetapi, pengintaian musuh seperti yang dilakukan oleh anggota BIN (Badan Intelejen Nasional) bukan tugas Anda. Dalam kasus seperti ini, Anda tidak berbuat saleh. Tugas anggota BIN lah yang berwenang melakukannya.

Semenetara ini, banyak orang salah memaknai ajakan jihad. Padahal, jihad yang diusung oleh Nabi suci saw adalah jihad fin nafs (berjuang melawan serangan setan di dalam jiwa Anda.). Saya meyakini bahwa sabda Nabi mulia saw adalah benar. Anda diajak untuk beramal saleh berarti juga Anda diajak untuk berjihad. 

Allah Azza wa Jalla memerintahkan Anda untuk berlomba-lomba mengerjakan amal saleh. Allah SWT akan memberi Anda derajat yang patut diterima bila Anda beramal saleh. Al-Quran menyebutnya sebagai salah satu syarat ditemui oleh Allah. La ilaha illallah, masya Allah, la quwwata illa billah.

Namun demikian, Anda tak mudah berbuat saleh bila tidak ditolong oleh Allah azza wa jalla. Sekiranya beramal saleh dapat dijalankan semata-mata oleh manusia, mengapa masih banyak muslim yang tidak berbuat baik (saleh)? 

Allah azza wa jalla bukan tidak membebaskan kepada manusia untuk berbuat baik. Akan tetapi, Allah SWT sangat mengetahui bahwa setan selalu menggoda Anda. Maka, apabila Allah Azza wa Jalla tidak melindungi Anda dari godaan setan, mustahil Anda dapat mengerjakannya. 

Jika tiada keburukan, mustahil kebaikan tiada. Akan tetapi, setan memohon kepada Allah penangguhan balasan kepadanya sampai kiamat. Allah azza wa jalla memenuhi permohonan setan. Ajakan setan untuk tidak patuh kepada Allah akan secara terus dilakukan sampai kiamat tiba kepada anak cucu Adam as.

Keburukan lahir karena setan ada, maka bukan tak mungkin bila ada manusia yang berperilaku buruk karena mengikuti ajakannya. Anda solat pun, setan terus saja menggoda Anda. Anda yang tak dapat melihat iblis, karuan saja sulit mengetahui perbuatannya selain hati Anda yang menjelaskan tentang perbuatan itu baik atau buruk dan salah.

Anda sesungguhnya mengetahui tentang ayat-ayat Allah yang menjelaskan adanya ajakan keburukan dan kejahatan dari setan laknatullah ‘alaih. Tetapi, sayangnya, Anda acuh saja ketika hati Anda memberitahukan bahwa perbuatan Anda itu bertentangan dengan ajaran kebenaran dari Allah Azza wa Jalla. 

Anda mendengar suara hati, yang selalu mengajak kepada kebaikan, tetapi Anda tak mampu mengikuti ajakannya. Sebaliknya, ajakan setan menguasai diri Anda, yang dialihkan kepada kemampuan berpikir Anda. Akal sehat Anda cenderung berargumentasi secara lahir saja. 

Semua informasi yang masuk ke memori otak Anda disimpan. Suatu ketika Anda perlu, Anda membukanya untuk dijadikan rujukan. Informasi itu menjadi bahan Anda dalam menganalisis suatu pemikiran yang tertangkap oleh otak Anda. 

Anda berupaya menerjemahkan informasi Anda dengan daya pikir yang sudah Anda kuasai. Bila tidak seperti rujukan yang pernah Anda terima, maka pemikiran yang belum Anda kenal dicocokkan terlebih dahulu dengan arsip pemikiran di otak Anda. 

Kesimpulan akan disampaikan oleh Anda sekiranya sudah dipandang cukup memadai. Anda dengan mudah mengatakan (menyimpulkan), ‘Pemikiran seperti itu tak masuk di akal.’ Anda berargumentasi bahwa mustahil dapat berjumpa dengan Allah (Allah itu dapat dilihat).

Anda secara kebetulan termasuk yang tidak memperoleh informasi bahwa Allah itu dapat didekati dengan berjihad di jalan-Nya sampai Dia berkenan menemui Anda. Atau, boleh jadi, Anda tidak meyakini adanya ayat 110 surat Al-Kahfi tersebut di atas, yang sangat dengan jelas mengajak untuk menjumpai Allah. 

Atau, Anda tahu tetapi Anda memaknainya secara berbeda. Anda secara keras berupaya menafsirkan ayat tersebut hanya untuk mereka yang sudah meninggal dunia. Allah SWT, menurut penafsiran Anda, mustahil dapat ditemui apabila Anda masih hidup di alam dunia.

Penafsiran Anda adalah pemikiran Anda. Anda menafsirkan sesuai dengan rujukan Anda. Hati Anda diabaikan, otak cerdas Anda digunakan untuk berpikir sejalan dengan informasi yang Anda peroleh.

Petunjuk Datang ke Hati yang Suci


Sekiranya Anda menyadari pesan-pesan petunjuk yang datangnya dari hati Anda, sebenarnya sangat membantu Anda menemukan kesesuaian antara informasi lahiriah dengan petunjuk kebenaran. Allah azza wa jalla menghampiri Anda melalui hati yang suci. Adakah selama ini hati Anda digunakan untuk mengingat Allah? 
Hati yang suci disebabkan karena Anda senantiasa menyeru nama-Nya. Secara fitrah, hati memang sudah suci. Akan tetapi, seandainya Anda lengah, maka setan akan menguasai hati Anda. 

Dengan menyeru nama-Nya, maka Allah pun akan mengingat orang yang menyeru asma-Nya yang agung. Allah azza wa jalla akan menurunkan karunia dalam bentuk cahaya-Nya untuk menyinari kegelapan yang melingkup diri Anda. 

Anda secara ruhani akan merasakan sesuatu yang belum pernah Anda rasakan sebelumnya. Ada pesan-pesan yang mengajarkan kebaikan di dalam jiwa Anda. Ajakan kepada kebenaran begitu kuat. 

Hati Anda seperti ada seseorang yang mengajak Anda berbicara tentang kebenaran. Inilah yang dimaksud tersingkapnya tabir goib yang menutupi jiwa Anda selama ini. Subhanallah, Maha Suci Allah dari perbuatan setan yang terkutuk!

Petunjuk Di Atas Petunjuk


Maka, amal saleh tidak terlepas dari kebenaran yang bersumber dari petunjuk Allah. Petunjuk Allah di dalam al-quran dapat dipahami kandungannya dengan petunjuk Allah yang datangnya dari hati yang senantiasa berdzikir kepada-Nya. Saya menyebutnya Petunjuk di atas Petunjuk.
Allah azza wa jalla akan menunjuki Anda tentang firman-Nya apabila Anda mengikuti apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Singkat kata, Anda bertakwa kepada Allah azza wa jalla, maka Dia akan menunjuki Anda melalui cahaya-Nya ke dalam hati Anda yang suci yang tidak pernah melupakan-Nya.

Alasan mengapa orang bertakwa diberi karunia oleh Allah petunjuk untuk menguasai atau mendalami isi yang dikandung al-quran karena Dia dengan jelas menyatakan bahwa Allah azza wa jalla sangat memuliakan dia di sisi-Nya. 

Kemuliaan orang bertakwa adalah suatu syarat yang seharusnya diikuti oleh orang-orang beriman apabila ingin berjumpa dengan Allah. Untuk itu, orang beriman tidak dapat melewati ketundukan dan kepatuhan (takwa) kepada Allah azza wa jalla sekiranya berharap perjumpaan dengan-Nya. Maka, apabila seseorang bertakwa, dia pasti hanya beribadah kepada-Nya. Ini berarti dia tidak melakukan syirik kepada Allah.

Persoalan tentang berjumpa dengan Allah bagi orang-orang beriman yang mengerjakan amal saleh serta tidak berbuat syirik, maka Allah azza wa jalla memberi kebijaksanaan atas kekuasaan-Nya sebagai janji yang ditawarkan kepadanya. Allah azza wa jalla sangat menepati janji-Nya. Pintu keberkahan pasti dibuka oleh Allah bagi orang-orang beriman yang telah menunaikan segala bentuk perintah dan menaati-Nya tidak melakukan apa pun yang dilarang-Nya.

Persyaratan yang ditawarkan oleh Allah sesungguhnya bukan memberatkan bagi orang-orang beriman, selain mengajaknya agar tidak tercela dalam berbuat apa pun ketika mereka mengaku beriman kepada-Nya..

Allah Maha Suci atas apa pun. Oleh karena itu, mustahil bagi-Nya berada bersama makhluk-Nya yang kotor. Kesucian jiwa tidak terbantahkan bagi orang beriman apabila berkeinginan berada di sisi-Nya. 

Pijakan Anda sebagai orang-orang beriman seharusnya adalah kesucian. Maka, segala perbuatan setan tidak boleh diikuti. Setan menjadi sumber ketidaksucian karena perbuatannya selalu berada di dalam ketercelaan, keburukan dan kehinaan. 

Allah Azza wa Jalla berfirman: 

“sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (QS. Asy-Syamsi: 9-10).

Kedudukan orang-orang yang menyucikan jiwanya berada di 'arasy Allah sebagai jiwa yang malakuti. Allah azza wa jalla berada di mana pun bersama orang-orang yang tidak mengotori jiwanya. Allah azza wa jalla menciptakan malaikat sebagai makhluk yang mulia karena kesucian dirinya. Maka, sekiranya Allah menjadikan orang-orang bertakwa mulia berada di sisi-Nya sangat memungkinkan ruhnya yang suci akan di tempatkan berada bersama di arasy-Nya. 

Saya berpendapat demikian sama sekali bukan melebihkan dari hal yang mengada-ada. Allah Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa tunduk dan patuh kepada-Nya.

Jiwa Anda akan ditempatkan dalam kedudukan mulia di sisi-Nya bermakna bahwa Allah sangat ridha kepada Anda sebagai hamba-Nya. Manusia suci seolah tiadanya sesuatu yang merintangi dirinya dengan Tuhannya, sangat terbuka (lepasnya hijab) antara dia dengan Allah Yang Maha Pencipta. 

Anda bukan lagi sekedar sebagai manusia biasa, tetapi menjadi perantara Diri-Nya kepada setiap orang yang mengharap akan pertolongan-Nya. Anda diridhai oleh Allah azza wa jalla sebagai wasilah dalam mengajak seseorang yang berharap menempuh perjalanan menuju kepada-Nya.

Dalam kedudukan anda sebagai manusia suci karena kedekatan Anda dengan Allah azza wa jalla, maka sekiranya Allah menghendaki anda dapat menjadi wali-Nya di muka bumi. Adakah yang beranggapan bahwa Rasulullah saw dari golongan malaikat? 

Sudah jelas bahwa Rasulullah saw adalah manusia seperti Anda. Kedudukan beliau sangat mulia di sisi-Nya. Beliau diutus oleh Allah untuk memberikan kabar gembira dan menyampaikan peringatan. 

Saya mengatakan demikian karena Allah azza wa jalla Maha Berkuasa atas semua kehendak-Nya yang tidak ada seorang makhluk pun dapat menghalangi-Nya. Allah azza wa jalla memilih wali-Nya dari golongan orang-orang yang sangat mulia atau bertakwa, dan mustahil dari manusia yang jiwanya sangat kotor.

Anda bukanlah sekedar sebagai manusia, melainkan seorang makhluk Allah yang harus mengikuti setiap perintah yang disampaikan-Nya, juga menghindar dari segala bentuk larangan-Nya. Adakah Allah meminta selain untuk beribadah kepada-Nya bagi manusia dan jin? Allah azza wa jalla tidak akan menciptakan jin dan manusia selain karena tujuan untuk itu (beribadah kepada-Nya). 

Anda sudah mengerti tentang apa yang menjadi tujuan penciptaan, akan tetapi Anda membiarkan begitu saja tanpa dengan sungguh-sungguh mengabdikan diri hanya untuk-Nya. Inilah kelemahan manusia ketika menyandarkan kepada apa yang tampak dilihat dan didengar dalam wilayah lahir semata. 

Ketiadaan Anda untuk menemui Allah di 'arsy-Nya melemahkan posisi Anda sebagai hamba Allah yang sangat mulia di sisi-Nya. Sudahkah Anda memiliki harapan untuk berjumpa dengan Allah saat Anda masih berada di alam dunia?
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post

2 komentar

avatar

Masih jadi polemik di antara firqah2 islam utk memahami aqidah tentang melihat Allah kelak di akhirat mereka menyimpulkan bahwa masih ada nash di Alqur'an yang menguatkan dalil tentang Allah tidak dpt d capai dengan penglihatan.
Sesungguhnya Allah tidak dapat d capai oleh penglihatan, Namun Allah lah yang melihat segala penglihatan. Dan Dia Maha Lembut dan Maha Mengetahui (QS Al An'am 6: 103)

avatar

Penilaian terhadap ayat 110 surat al-Kahfi memang melahirkan kontroversi bagi sebagian muslim yang masih ada penafsiran lahiriah dengan ayat 103 surat al-An'am.

Allah adalah Maha Goib, maka mustahil anda dapat mencapai dengan penglihatan (lahir). Pemahaman ayat ini bukan dengan pendekatan lahiriah (mata lahir). Inilah ayat yang mutasyabihat. Penafsiran terhadap ayat ini tidak dapat dilihat secara kontekstual (kaidah yang berlaku menurut pandangan ilmu lahir). Akan tetapi, ayat ini lebih diyakini sebagai ayat yang hanya Allah Yang Mengetahui. Artinya, jika hanya Allah yang mengetahui maka tak ada seorang makhluk pun yang dapat memahaminya!

Penafsiran atas ayat-ayat Allah seharusnya tidak menyandarkan kepada kecerdasan akal, selain dengan petunjuk Allah. Jika tidak ditemukan di dalam hadits, maka kita tidak boleh menafsirkan dengan akal semata-mata yang sangat terbatas! Allah memberi pemahaman kepada siapa saja yang Dia kehendaki! Apabila anda belum memperoleh al-hikmah dari Allah, memang sulit memahami ayat ini bila dibandingkan dengan ayat yang lainnya.

Allah tidak dapat dijangkau oleh penglihatan (lahir) adalah benar! Akan tetapi, manusia sesungguhnya makhluk Allah yang berada di dua dunia, yaitu dunia yang tampak dan dunia yang tak tampak dijangkau oleh penglihatan (lahir). Jasad anda dan ruh anda! Perkara ruh itu adalah urusan Allah, manusia diberi pengetahuan hanya sedikit.

Oleh karena itu, mustahil anda mengetahui apa yang disebut penglihatan dalam ayat 103 surat al-An'am kecuali anda diberi al-hikmah!

Jika merujuk kepada Imam 'Ali kw, beliau berkata, 'aku tidak menyembah Tuhan yang tidak aku lihat!' Adakah pernyataan beliau dianggap telah salah menafsirkan ayat 110 surat al-Kahfi selain bahwa beliau memperoleh al-hikmah dari Allah? Lalu, siapakah yang membuat polemik? Tiada lain manusia yang belum memperoleh al-hikmah!

Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki! Jika anda belum memperoleh cahaya Allah, mustahil anda akan berjumpa dengan-Nya! Cahaya Allah lah yang dapat menerangi kegelapan mata batin anda bila dihadapkan dengan suatu perkara batin (mutasyabihat)!

Allah Maha Melihat tidak diragukan, akan tetapi bila Allah menghendaki seseorang diperlihatkan wajah-Nya, bukan suatu perkara sulit bagi-Nya! Allah Azza wa Jalla mengajak anda yang beriman untuk bertakwa! Dengan bertakwa, anda pasti dapat berbuat saleh dan juga tidak syirik! Allah pasti akan menjumpai anda!

Bila Allah menjumpai anda, mustahil anda tidak diberi kebijaksanaan (al-hikmah) oleh Allah untuk melihat Dia di hadirat-Nya! Jadi, memandang wajah-Nya bukan tidak mungkin bila anda sudah mulia di sisi-Nya! Anda sulit menemui-Nya bila anda belum bertakwa! Anda pun masih tidak memahami siapa anda yang sesungguhnya bila belum mulia di sisi-Nya. Maka, sekali lagi, penafasiran terhadap ayat-ayat suci akan lebih hati-hati bila dikaruniai al-hikmah! Apakah anda sudah merasakan desiran angin yang tidak dapat anda lihat bentuknya? Apakah sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata lahir juga tidak dapat dirasakan? Atau, apabila anda sudah mencapai tingkat ma'rifatullah hanya cukup merasakan tanpa melihat? Mengenal Allah bukan hanya sebatas merasakan! Dengan kehendak-Nya dan janji-Nya, maka sesuatu yang belum pernah anda lihat sebelumnya, tidak mustahil anda akan melihat-Nya!

Lihatlah ayat-ayat Allah secara keseluruhan! Jangan memaknai ayat hanya cukup dengan sebuah ayat yang dipaksakan tidak ada korelasinya! Carilah ayat-ayat yang memperkuatnya! Jangan memperlemah pemahaman lahir sehingga tidak diperoleh pemahaman batinnya!.

Saya menyampaikan terimakasih atas komentar anda. Semoga Allah memberi petunjuk kepada anda!


EmoticonEmoticon

Post a Comment

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner