tag:blogger.com,1999:blog-7298543364126332664.post9219359713721186439..comments2023-03-07T10:31:03.737+07:00Comments on Agama, Hati, dan Ilahi: Surga Itu Haq, Neraka Juga HaqAhmadhttp://www.blogger.com/profile/00194217590434469649noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-7298543364126332664.post-34980942311154038532011-04-08T07:03:05.000+07:002011-04-08T07:03:05.000+07:00Alhamdulillah... terima kasih Pak Ahmad atas pence...Alhamdulillah... terima kasih Pak Ahmad atas pencerahannya.<br /><br />Dgn demikian, semakin jelas saya rasakan bagaimana Allah sebenarnya n apa yg hrs dilakukan hamba-Nya. Alhamdulillah, skrg saya mengerti kenapa saya atau manusia lainnya diberi akal utk berpikir dan mengkaji. Belum dekatnya saya dgn Allah krn belum adanya keseriusan saya dalam menghadap-Nya. Kesombongan akan membutakan mata hati dan selama masih ada sbesar biji zarah kesombongan, maka surga akan menjadi tempat yg sulit utk dijangkau. Astaghfirullahal'adzim. <br /><br />Sungguh mulia Rasulullah Muhammad yg telah menyempurnakan hablum minAllah n hablum minannas. Sungguh maha mulia n maha kuasa Allah yg telah menciptakan kesempurnaan kehidupan dunia n akhirat. Dan pantaslah sebentuk pengakuan syahadat diucapkan dalam lafadz dan hati: Asyhaduallaailaaha illAllah... wa asyhaduanna Muhammadurrasulullah! <br /><br />Penilaian atas hamba-Nya adalah sepenuhnya hak Allah. Saya berserah diri kepada-Nya dan memohon ampun atas segala kelemahan berupaya dan segala dosa n kesalahan. Sembari menengadahkan tangan mengharap ridha-Nya dan mengharapkan kebaikan hidup di dunia n akhirat...Shaliqhttps://www.blogger.com/profile/09917747931255317840noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7298543364126332664.post-80659595962261426852011-04-07T10:50:48.216+07:002011-04-07T10:50:48.216+07:00(sambungan komentar)
Manusia yang beriman lagi be...(sambungan komentar)<br /><br />Manusia yang beriman lagi beramal soleh adalah manusia yang mengawali dengan keseriusan sebagai seorang hamba Allah. Syari'at adalah panduan bagi dirinya sebagai muslim yang tidak dapat diabaikan. Mengerti syari'at merupakan syarat untuk memahami apa hakikatnya. Mustahil, orang-orang beriman lagi mengenal Tuhannya melampaui syari'atnya tanpa mengetahui bagaimana hakikatnya.<br /><br />Jadi, syari'at tak terabaikan seakan menjadi landasan untuk berpijak menuju kepada hakikatnya. Inilah orang yang sudah mulai mendekat kepada-Nya. Belum dekat sekali kepada-Nya. <br /><br />Perjalanan hidup menjadi bagian yang tak terabaikan ketika ingin menjumpai Tuhannya. Ujian adalah jawabannya. Maka, ketika sabar dan terus mendekati-Nya, Allah Maha Bijaksana memenuhi harapannya: Berjumpa dengan-Nya di Arsy-Nya!<br /><br />Ma'rifatillah merupakan serangkaian perjalanan menuju kepada Allah! Maka, tidaklah disebut ma'rifat sekiranya belum pernah menjalankan perintah-Nya dan menerima ujian dari Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang!<br /><br />Bagaimana sesudah dia diterima oleh Rajanya manusia di dalam hadirat-Nya? Dialah Yang Maha Berkuasa atas diri-Nya dan tak ada satu makhlukpun dapat menghalangi apa yang menjadi kehendak-Nya. <br /><br />Bagi-Nya dia berada di dalam kasih sayang-Nya, berada di dalam kekuasaan-Nya, berada di dalam kehendak-Nya, berada di dalam naungan-Nya, berada di dalam kemampuan atas makhluk-Nya dan banyak selain itu yang berada di dalam-Nya. Bukan berada di luar kekuasan-Nya. <br /><br />Petunjuk adalah panduan kini sesudah berjumpa dengan-Nya. Tiada kekuatan apapun selain karena pertolongan-Nya! Maka, baginya kenikmatan diperoleh tanpa akal berpikir memusingkan kepala. Apa yang menjadi petunjuk dipastikan kebetulannya. Dalam ‘berita’ yang ditulis di Lohmahfuz tidaklah menghilangkan ketentuan-Nya karena Dialah Pemiliknya! Akan tetapi, keyakinan untuk memohon dapat mengubah ketentuan-Nya. Dialah Yang Maha Bijaksana! <br /><br />Do’a dan dzikir adalah senjata orang yang beriman lagi meyakini akan kehebatan-Nya sebagai Penguasa Tunggal alam semesta. Bila do’a dan dzikir tanpa menghiasi diri, maka Allah memperlakukan kehendak-Nya. Bermohonlah sebagai hamba-Nya dalam kasih sayang-Nya, maka Dia pasti mengabulkan permohonan hamba-Nya. Insya Allah.Ahmadhttps://www.blogger.com/profile/00194217590434469649noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7298543364126332664.post-86290847495446354872011-04-07T10:33:31.556+07:002011-04-07T10:33:31.556+07:00Adalah Dia Yang Mahaesa dalam diri-Nya!
Maha Suci...Adalah Dia Yang Mahaesa dalam diri-Nya!<br /><br />Maha Suci Allah dari yang menyekutukan-Nya. Allah adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, maka tak ada satu makhluk pun yang dapat mencampuri-Nya. Dia berbuat sebagaimana kehendak-Nya berbuat. Inilah kemahabesaran-Nya.<br /> <br />Dunia ini bukanlah tempat yang dapat menentukan kehebatan atau kemampuan setiap makhluk-Nya. Maka, ketika manusia 'memiliki' kemampuan sebenarnya adalah pemberian. Jadi, manusia sesungguhnya hanya diberi dan menggunakannya.<br /> <br />Siapakah yang telah memberi kemampuan itu? Dialah Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah SWT telah berjanji kepada manusia yang beriman tentang bukti nyata atas kemahakuasaan-Nya apabila dia bertakwa kepada-Nya!<br /><br />Allah SWT berfirman, "(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa" (Ali Imron:75). Allah SWT bermaksud meminta kepada orang-orang yang beriman agar berjanjilah di hadapan Allah dengan sesungguhnya untuk bertakwa kepada-Nya. Maka, Allah pun pasti menepati janji-Nya, yakni memuliakan dirinya di sisi-Nya. Allah SWT berfirman:<br /> <br />"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (al-Hujuraat:13).<br /><br />Adakah yang lebih mulia dari orang yang bertakwa? Anda dapat membaca tulisanku: "Kemulian Diri." di blog ini. <br /><br />Mulia bermakna utama dalam diri seseorang karena kedekatannya dengan Allah! Dalam dia ada Dia. Allah seada-Nya sedangkan Dia berada bersamanya. Maka, dalam dia ada Dia bersatu dalam satu bagian yang tak sama. Sekiranya dia adalah lilin, maka Dia adalah matahari. Apabila berada di dalam yang satu, cahaya mataharilah yang memancarkan sinar yang sangat terang. Lilin hanya berada di dalam cahaya-Nya. Maka, tak tampaklah dia yang adalah hamba-Nya. Sedangkan Dia Yang Maha Bijaksana menerangi dirinya seolah tiada duanya.<br /><br />Saya membuat perumpamaan orang yang sudah mengenal Tuhannya (ma'rifat). Dalam satu bagian yang tak sama bermakna bahwa sekalipun dalam satu wadah tetapi lilin adalah lilin dan matahari adalah matahari. Dia senantiasa bersamanya bermakna Allah rido kepada hamba-Nya karena kecintaan kepada-Nya atas janjinya kepada-Nya. <br /><br />Keutamaan yang diperoleh karena kecintaan kepada-Nya menjadi bukti akan janji-Nya. Dengan bukti nyata itulah Allah bermaksud memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang-orang yang mau berpikir.<br /> <br />Maka, sulitlah orang-orang yang belum menjangkau-Nya. Pandangan akal manusia sulit menembus diri-Nya bila belum mendapatkan karunia al-Hikmah dari Dia Yang Maha Mulia. Anda adalah seorang manusia yang belum diperkenankan untuk memahami apa yang disebut dengan "Aku dan Dia dalam dia yang senantiasa mengetahui dirinya di hadapan Dia Yang Mencintainya." Maha Benar Allah atas segala janji-Nya.<br /><br />Kemampuan meramal bukan sebutan yang tepat, selain kepalsuan. Bagi yang sudah mencapai kekuasan-Nya, maka istilahnya adalah sebuah kepastian, bukan dugaan ataupun hayalan. Jadi, bukan ramalan, tetapi adanya kepastian yang diberitakan. Allah Azza wa Jalla Maha Pencipta Yang Maha Goib lagi Berkuasa atas Satu Berita yang diamanatkan kepada hamba-Nya tidaklah menentang ketentuan-Nya melainkan sebagai tanda bukti akan kemahabesaran-Nya.<br /> <br />Itulah keluasan kasih sayang-Nya kepada siapa pun hamba-Nya yang tunduk dan patuh kepada-Nya. Pintu goib telah dibuka atas dia yang menghadap kepada-Nya penuh kekhusyu'an dalam menyembah kepada-Nya.<br /> <br />Solatnya bukanlah semata-mata, akan tetapi yang sesungguhnya solat. Syari'at adalah sandaran hukum yang menetapkan atas umat Rasulullah Saaw agar menetapi di dalam ketentuan-ketentuan yang telah dikabarkan kepada umatnya. Adapun Allah berkehendak menunjuki bagaimana yang seharusnya solat tak ada yang dapat mengurusi-Nya. Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (bersambung)Ahmadhttps://www.blogger.com/profile/00194217590434469649noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7298543364126332664.post-58761667526360098402011-04-06T14:22:15.330+07:002011-04-06T14:22:15.330+07:00Alhamdulillah.. Terima kasih pak Ahmad.
Bicara le...Alhamdulillah.. Terima kasih pak Ahmad.<br /><br />Bicara lebih lanjut ttg catatan Lauh Mahfuz, msh ada hal yg mngusik pikiran n hati sy.<br />Uwak sy (abang dr ibu) mmiliki spt "kmampuan" dkat dg Allah. Memiliki klebihan, bs mnerawang n mramalkn suatu kjadian. Caranya bribadah jg agak nyeleneh dr yg dtuntun Rasulullah saw. Bliau tdk mlakukan sholat 5 waktu namun klau mlakukan sholat (spt tata cara Rasulullah), wktunya akn sngat lama n ga bs dganggu. Bliau prnah mngatakan bhw spt itulah seorg yg mndekatkan diri dgn Allah dlm klompok ma'rifat (sy tdk spaham dgn hal ini krn bkn spt itu yg dteladani oleh Rasulullah, entah klau itu dlakukan d zaman sblm dtgnya Rasulullah Muhammad). Atau mgkin pemahaman sy tdk smpai ke situ. Mlalui anaknya, sy mnerima sbuah prnyataan bliau bhw Allah itu diibaratkan sbuah kapur tulis n serbuk yg mnyatukan kapur itu adalah malaikat. Wallahu a'lam, apakah ini pmahaman yg sesat atau tdk. Sy hnya mngakuinya klau pmahaman itu mmg ada dsebutkan di Al-Qur'an, tersirat maupun tersurat. Klau tdk ada, sy tdk akn prnah mngakui prnyataan tsb. <br /><br />Namun yg anehnya, bliau dkaruniai kmampuan meramal, entahlah bnar atau tidaknya atau apakah krn karunia dr kdekatan dgn Allah dgn caranya spt itu. Swaktu usia 18 thn-an, sy prnah brtanya 3 hal n dramal sbb: <br />1. Apabila sy brhadap2an d jalan dg seorg wanita, dia melihat sy n trsenyum, kejar n dialah jodoh sy.<br />2. Rezeki sy kelak akn mnyeberang.<br />3. Khidupan sy tdk jauh brbeda dg bapak sy. <br />Dmikian dramalkan n wktu itu sy antara prcaya n tdk nmun ingin mbuktikannya.<br /><br />Faktanya, s/d usia sy di 35 thn ini, ramalan point 1 n 2 sptnya tepat. Jodoh dg prtemuan spt dramalkan cocok n rezeki sy kali ini benar2 nyeberang dr pulau kelahiran sy walau awalnya sy bkrja di sumatera. Ntah bgmn sy "dpaksa" utk nyeberang. Awalnya sy bkrja d sumut n krn prusahaan tutup, sy diajak k jawa tp kmudian sy brhenti krja n kmbali k sumatra utk mncari krja n dterima (tdnya sy kira ramalan uwak sy tdk tepat krn sy kmbali krja d sumatra). Ntah bgmn, ats satu keadaan, sy dpindahkan k kalimantan (akhirnya nyberang pulau jg sd skrg). Wallahu a'lam ats kbenaran ramalan tsb. Tp ya Allah, sy mhn prlindungan dr syirik. Tnggal point ke-3 yg ingin sy uji kbenarannya. Sy ingin lebih dr bapak sy yg kehidupannya trmasuk cukup namun sy ingin lebih baik. Apakah apa pun yg sy usahakan kmbalinya akn spt prnytaan di point 3? S/d skrg sptnya mmg dmikian, entahlah di masa yg akn dtg apakah akn ada prbaikan dgn kehendak Allah… Wallahu a'lam. <br /><br />Bgmn mlihat fakta ini brkaitan yg trtulis d Lauh Mahfuz, apakah mmg msh sbntuk formula yg bs diubah2 hasil prhitungannya (nasibnya) atau sbuah ketetapan? Apakah mmg bnar ada spt "info" yg dicuri dr langit akn suatu ktetapan keadaan (spt dkisahkan dlakukan oleh jin Ifrit?). Hal ini byk trjadi di msyarakat mngenai jasa ramal meramal yg sy pahami sbg suatu tindakan syirik yg trgolong dosa besar namun mreka yg meramal slalu mngatasnamakan Allah ats tndakannya n mmbca Al-Fatihah n do’a2 yg ada di Al-Qur’an. Mgkin ada karunia Allah yg disalahgunakan? Atau apakah ada prbedaan pndapat akn hal ini?<br /><br />Mhn pncerahan dr Pak Ahmad dg karunia Allah.. sy spt msh bimbang dg prnyataan dr pmahaman sy sndiri dg knyataan yg ada. Sy ingin kmbali kpd Al-Qur’an yg brsumber dr Sang Maha Pemberi Petunjuk. Smg Allah mlindungi sy dr godaan syetan yg trkutuk.Shaliqhttps://www.blogger.com/profile/09917747931255317840noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7298543364126332664.post-16302772555909208242011-04-06T06:02:26.011+07:002011-04-06T06:02:26.011+07:00Alhamdulillah! Dialah Pemilik Kebenaran. Maka, den...Alhamdulillah! Dialah Pemilik Kebenaran. Maka, dengan begitu, kita patut hanya memuji kepada-Nya.<br /><br />Saya sangat setuju pernyataan anda, bahwa catatan Allah di Lohmahfuz itu bukanlah berkaitan dengan penetapan terhadap manusia dari sisi kekekalannya yang sudah ditetapkan sebagai seorang manusia yang tanpa disandarkan kepada kebijaksanaan-Nya. Sebaliknya, catatan Allah SWT atas setiap yang dikehendaki-Nya akan diberlakukan sebagai "Pijakan Baku Allah" dalam memberi keputusan atas seluruh perintah dan larangan-Nya kepada manusia dan jin yang telah diciptakan oleh Allah untuk hanya menyembah (beribadah) kepada-Nya. Hal yang sama juga berlaku bagi seluruh makhluk-Nya yang berada di dalam kekuasaan-Nya!<br /><br />Maka, kehadiran (diturunkannya) al-Qur'an, Injil, Taurat dan Zabur mendudukkan "Pijakan Baku Allah" itu untuk diketahui oleh umat manusia, juga jin! Bahwa Allah memiliki Kitab Induk yang berfakta atas segala ketentuan-Nya untuk memberi penilaian kepada seluruh ciptaan-Nya! Tak ada satu pun catatan-catatan-Nya terlewat atas segala hal yang berlaku bagi semua makhluk ciptaan-Nya. <br /><br />Allah SWT Maha Mengetahui apapun karena Kitab Induk-Nya telah mencatatnya sekalipun daun yang berjatuhan di tengah malam yang gelap! Allah berfirman: "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz)" (al-An'am:59).Ahmadhttps://www.blogger.com/profile/00194217590434469649noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7298543364126332664.post-79557628635861049722011-04-05T15:18:02.155+07:002011-04-05T15:18:02.155+07:00Saya jadi teringat dgn salah satu firman Allah yg ...Saya jadi teringat dgn salah satu firman Allah yg menyatakan kpd Nabi Muhammad saw yg intinya bhw tugasmu hanyalah memberi peringatan, sdg keimanan manusia hanyalah atas kehendak Allah. Benar spt yg pak Ahmad sampaikan. Penilaian sepenuhnya adalah hak Allah. Alhamdulillah. <br /><br />Dari pernyataan tsb, akan semakin berbesar hatilah setiap manusia dan semakin optimis, karena segala sesuatunya tergantung kepada niatan dalam beramal, apa pun. Subhanallah.<br /><br />Namun, bgmn sebenarnya makna: "sdh tercatat dalam Lauh Mahfuz?" Bahkan, pencatatannya sdh ada sebelum alam semesta ini ada hingga segala sesuatu yg sebesar zarah pun sudah diatur Allah? <br /><br />Saya berpendapat bahwa yg dimaksud tercatat dalam Lauh Mahfuz adalah sebuah ketetapan sebab akibat, kalau berlaku buruk akan mendapatkan keburukan, kalau berlaku baik akan mendapatkan kebaikan dan itu berlaku umum. Karena setiap manusia diberi peluang bisa merubah nasibnya, dgn tentunya izin Allah yg bisa merubah apa pun dgn sekejap kun fayakun agar si manusia tidak merasa sombong krn kemampuannya atau tidak merasa minder karena kelemahannya. <br /><br />Jadi yg ditetapkan di Lauh Mahfuz bukan subjeknya, misalnya si A kelak akan kafir, si B kelak akan husnul khotimah... tp adalah substansi amalannya. Kalau pemahaman seperti itu (sdh ditetapkan pasti kafir, pasti kaya, pasti miskin, dll), maka seseorang akan merasa sia-sia usahanya, tp yg dinilai adalah upayanya dan ketaqwaannya. Di situlah letak kebijaksanaan Allah.. <br /><br />Subhanallah.. alhamdulillah sy bisa mengkaji hal spiritual spt ini dgn Bapak. Sungguh menarik dan hanya ridha Allah yg saya harap. Smga Allah mengizinkan saya mendekatkan diri dgn-Nya.. atas kehendak-Nya walau dgn segala kelemahan saya dalam berupaya.. Amin yra.Shaliqhttps://www.blogger.com/profile/09917747931255317840noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7298543364126332664.post-16495982039021358732011-04-05T13:10:37.243+07:002011-04-05T13:10:37.243+07:00Maka, bila ada manusia yang berakal cerdas tetapi ...Maka, bila ada manusia yang berakal cerdas tetapi tidak beriman, kesemuanya bergantung kepada manusia itu sendiri. Akal yang menyertai manusia agar dapat merenungkan siapakah yang dapat menciptakan alam semesta ini, seharusnya dapat berpikir dengan sepenuh ketajaman berpikirnya untuk tunduk dan patuh kepada Tuhan Yang Menciptakannya. Karena di setiap zaman, Allah Yang Maha Mulia telah menurunkan para utusan-Nya untuk mengajak beriman hanya kepada Allah. <br /><br />Oleh karena itu, kecerdasan akal sangat berbeda dengan kecerdasan spiritual (hati). Sekalipun cerdas, bila dia tetap membangkang (tidak mau beriman, tunduk dan patuh kepada Allah), maka apapun yang telah diperbuat oleh akalnya sangat merugi kesudahannya (di akhirat).<br /><br />Allah SWT benar-benar mengajak kepada seluruh umat manusia, baik yang beriman maupun Yahudi, Nasrani, Shabiin untuk mengikuti keberuntungan di kemudian hari. Dia Yang Maha Bijaksana berada di dalam kekuasaan-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mulia lagi Maha Bijaksana sangat baik kepada manusia makhluk ciptaan-Nya sendiri. Di dalam al-Qur’an yang mulia, Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal shaleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (al-Baqarah:62). <br /><br />Sekiranya menusia seluruhnya mengikuti ajakan Allah SWT, maka Thomas Edyson dan James Watt tidak akan merugi kesudahannya (sesudah dia dengan akalnya menciptakan buatannya sendiri untuk kemaslahatan umat manusia. Jika di hatinya mengakui bahwa Allah SWT adalah Tuhan semesta alam, walaupun secara formalitas dia beragama Nasrani, maka Allah Maha Bijaksana akan menentukan penilaiannya sendiri: apakah Allah SWT menghukumi kafir atau muslim fitri).<br /><br />Dari sini, saya melihat keislaman seseorang juga sangat ditentukan dari keyakinan di dalam hatinya yang senantiasa tidak menolak bahwa Allah adalah Tuhan semua makhluk yang ada di seluruh alam semesta. Pengakuan terhadap Ada-Nya Allah sebagai Tuhan dapat dikategorikan sebagai yang sesungguhnya dia adalah muslim. Sekalipun, saya tidak mengatakan bahwa Thomas Edyson dan James Watt adalah muslim karena mereka telah memberikan kontribusi yang sangat baik bagi umat manusia. <br /><br />Perbuatan baik tidak menjamin diterimanya perbuatan baik tersebut di dalam timbangan Allah sepanjang siapa pun tidak mengakui Allah adalah Tuhannya. Agak lucu bila seseorang telah bekerja di seorang majikan yang satu, tetapi meminta upahnya pada seorang majikan yang lain.<br /><br />Maka, bagi kaum muslim sangat beruntung selama masih mengakui Allah adalah Tuhannya. Adapun hukuman bagi mereka yang taat dan tidak taat, maka bukan urusan manusia. Agama sebatas menuntun kepada umatnya (Islam) tentang ketentuan-ketentuan yang telah disyari’atkan. Allah SWT melalui Rasul-Nya Saaw mengajak agar kaum muslim tetap berada di dalam keimanannya untuk meyakini adanya Hari Pembalasan. Maka, bagi muslim yang berharap pahala dari Allah SWT untuk memperoleh keberuntungan, mereka tidak cukup mengakui Allah sebagai Tuhannya, tetapi juga mengamalkan apa yang diperintahkan dan menghindari apa yang dilarang-Nya. <br /><br />Allah Azza wa Jalla akan memperhitungkan setiap amal seorang muslim walaupun seberat zaroh. Dia Yang Maha Mengetahui berfirman: “Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar zarah (atom) di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz)” (Yunus:61).Ahmadhttps://www.blogger.com/profile/00194217590434469649noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7298543364126332664.post-32003468928324116352011-04-05T12:13:31.282+07:002011-04-05T12:13:31.282+07:00Fisik/Materi Versus Iman
Beberapa statement yang ...Fisik/Materi Versus Iman<br /><br />Beberapa statement yang anda sampaikan adalah benar adanya. Pertama, manusia diciptakan dengan kedudukan yang tidak sama secara materi/fisik. Kedua, manusia, apakah dia beriman atau kafir, di hadapan Allah adalah seorang makhluk, sebagaimana jin, tumbuh-tumbuhan, hewan, juga malaikat yang mulia. Ketiga, khusus untuk jin dan manusia diperlakukan secara berbeda dari tingkat keyakinan terhadap keberadaan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta.<br /><br />Dari ketiga item tersebut, maka manusia sesungguhnya berada dalam kondisi fisik atau materi yang berbeda-beda. Allah SWT menciptakannya bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Bangsa Indonesia, bila dilihat dari posturnya, jelas berbeda dengan orang Eropa, Cina, Arab, Amerika dll. Karena itu, secara fisik boleh jadi bangsa Indonesia kalah ganteng dan cantik dengan orang Eropa. Tak ada dalam ketentuan penciptaan-Nya Allah menciptakan setiap manusia berhidung mancung. Ada juga yang berhidung pesek. <br /><br />Perbedaan fisik ini bukanlah hal yang sangat prinsip dalam penciptaan makhluk manusia. Dalam al-Qur'an, manusia diciptakan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Maka, bila adanya perbedaan fisik, sesungguhnya merupakan delik penciptaan seorang manusia karena adanya unsur-unsur pembangun yang mempengaruhi kondisi badan atau fisiknya. Ini kedudukan manusia secara materi atau fisik. Lebih lanjut, Allah SWT berkata-kata di dalam al-Qur'an, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (al-Hujuraat:13).<br /><br />Dari ayat tersebut, Allah SWT sesungguhnya mempertegas bahwa dari suku, bangsa, negara, masyarakat atau kalangan manapun, asalnya dari Adam a.s. dan Siti Hawa, datuk semua manusia. Berbeda berdasarkan fisik tidak disebut rendah dan tingginya kedudukan manusia! Akan tetapi, Allah SWT menegaskan, bahwa manusia yang termulia di antara sesamanya adalah yang paling bertakwa. <br /><br />Sampai tahap ini, Allah SWT menjelaskan perbedaan manusia di sisi-Nya bukan dari aspek materil, selain dari derajat ketakwaan dirinya di hadapan Dia Yang Maha Mulia! Jadi, kemulian seorang manusia sangat ditentukan oleh keimanan, keyakinan dan ketundukan serta kepatuhan kepada-Nya. <br /><br />Keimanan, kesalehan, dan pengakuan terhadap apa yang difirmankan oleh Allah (al-Qur'an, Injil, Taurat dan Zabur) telah dinyatakan secara tegas kepada para utusan-Nya dari setiap umat. Artinya, berita ini jauh-jauh sudah disampaikan oleh Allah SWT sebelum Rasulullah Saaw terpilih menjadi khotaman nabiyyin.<br /><br />Allah SWT menyampaikan berita kepada Rasulullah Saaw tentang seseorang, di saat Nabi Musa a.s. menjadi utusan-Nya, yang selalu menyuruh kebajikan tetapi dia enggan melakukannya, "Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?" (al-Baqarah:44). Allah SWT telah menegaskan kesolehan di zaman Nabi Musa a.s. Keimanan terhadap Allah sudah diundangkan di setiap zaman. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mengikutinya.<br /><br />Hadirnya seorang utusan Allah sepertinya tidak diperhatikan oleh kaumnya. Artinya, pada setiap umat sudah dihadirkan penyampai berita dari Allah agar disampaikan kepada umatnya. Allah SWT, dalam hal ini, tidak mengabaikan begitu saja atas seluruh ketentuan-ketentuannya yang mengikat semua umat manusia! Hanya saja, di antara mereka ada yang beriman ada juga yang kafir terhadap nabi-Nya. (bersambung)Ahmadhttps://www.blogger.com/profile/00194217590434469649noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7298543364126332664.post-24641378839490348752011-04-05T08:32:17.170+07:002011-04-05T08:32:17.170+07:00Hikmah lainnya: klau sdg dpt malam, gunakan akal n...Hikmah lainnya: klau sdg dpt malam, gunakan akal n pikiranmu bgmn caranya spy bs terang, maka tampillah si Thomas Alfa Edison yg mnciptakan lampu brkolaborasi dg hasil temuan listriknya James Watt. Dia mlakukan printah Allah utk brpikir, walau tak beriman. Maka dptlah ia kbaikannya bhkan amalnya itu dgunakan smpai akhir zaman, yg kalaulah dia beriman amalnya akn terus mngalir dr sluruh umat mnusia hngga akhir zaman yg mnggunakan temuannya. Luar biasa… sayang dia tdk briman n hnya Allah yg maha tau mnempatkan dirinya di mana di akhirat sana. <br /><br />Artinya, kt slalu dberi hikmah: klau sdg dpt kgelapan, brpikirlah bgmn caranya kluar dr kgelapan n mncapai tmpat yg terang, klau sdg dlm ksulitan brpikirlah agr bs kluar dr ksulitan itu. Klau sdh dpt terang, diingatkan agr brhati-hati krn kmungkinan gelap akn dtg lg, spt sore mnjelang malam. Maka kt diajak berpikir kmbali bgmn spy ga susah2 ngidupin lampu semprong dg cara mbuat tombol dg skali tekan langsung bs terang, otomatis. Fasilitas akal yg dberikan “dipaksa” hrs dgunakan brpikir n brpikir mlalui tantangan hidup hngga akhirnya bs trbiasa atau otomatis mnemukan solusi pnyelesaian ksulitan n mncapai kmudahan hidup. Saat sudah mncapai puncak kmudahan hdup ataupun tdk mmpu kluar dr prmasalahan hidup walau tlah brusaha smaximal mgkn, kt dminta utk mngingat mati.. krn toh semumet2nya hidup atau sbahagia2nya hidup, akhirnya akn mati. Dan mnurut Nabi Muhammad SAW, itulah manusia yg cerdas. Komplitlah sdh n tarikan nafas trakhir pun akn tenang krn tlah lepas dr “pnjara” dunia, tlah mnyelesaikan tugas d dunia sesuai dg fasilitas n kmampuan yg dterima dg maximal.. akhirnya akn brtemu Sang Pemberi Tugas. Tidak bingung mau kmbali ke mana krn sudah trbiasa n mngtahui tujuan hidupnya. <br /><br />Tp mgkn kbingungan akn dialami oleh orang2 tak beriman, spt si Thomas Alfa Edison maupun si James Watt, amalnya mnjd hampa di mata Allah krn dia ga punya rekening di Bank Allah.. tabungan amalnya mau disimpan di mana? Bekalnya di akhirat mau diambil di Bank mana…? Jadilah “jalan2” di alam “antah-berantah” trsesat, bingung, nangis, nyesal, gelap smpai ktemu di padang Mahsyar, ga tau mau ngadu ke siapa… kpala panas dg pnyesalan spt mrasakan panasnya matahari hnya sepenggalah di atas kpala. Wallahu a’lam.<br /><br />Prtanyaan brikutnya, bgmn klau dia tdk bs mnemukan iman sbenarnya smpai batas akhir hidupnya krn mmg ga smpai psan Islam kpdnya? Dia tdk mngenal Islam. Dia hnya tau brusaha brbuat kbaikan ats nama Tuhan yg ga bs dia definisikan pakai akalnya, dia cm tau imannya agama lain atau mgkn ga bertuhan. Dia pkai pmahaman itu dg tuhan slain Allah. Dia pkai Tuhan itu krn yg dia tau sejak kecil ya itu… dia bngung jg-kah di alam barzakh sana? <br />Mgkn ini yg jd dasar mnculnya paham pluralism, secularism… n krn sdh saking bngung n ga percayanya, atau ingkarnya, mncullah atheis. Bahaya… trnyata tipis skali antara iman n tak beriman.<br /><br />Jd yg sy pahami n ksimpulan yg saya dpt bhwa ikuti saja ktentuan Allah SWT, lakukan amal yg trbaik dg ikhlas n brsabarlah mnjalaninya. Islam adalah agama fithrah, maka bacalah Al-Qur’an sbg pnduan hdup n ikuti tntunan Rasulullah Muhammad sang pmberi teladan.<br />Pilihan hidup didasari dr iman yg dimiliki, masalah khusnul atau su’ul khotimah tgantung amal apa yg trbiasa dlakukan oleh manusia itu sndiri slama hidupnya namun pnentu akhir adalah hak Allah SWT. Kelak akn brdiam d surga-kah atau neraka?<br /><br />Trnyata manusia dciptakan ttap sama dg mkhluk lainnya utk mngisi wktu yg dberikan dg sebaik2 amal, manusia dberi akal n nafsu utk bs brbuat lebih baik atau lebih buruk shg dtunjuk mnjdi khalifah, smntara makhluk lain hnya mngikuti sunnatullah. <br /><br />Pak Ahmad, mhn pncerahannya ats pmahaman sy tsb dgn firman2 Allah. Smg hati ini dpt dberi hikmah n kmampuan utk memahaminya lebih mndalam utk bs dkat dgn Allah n sy mhn prlindungan kpd Allah agr trhindar dr pnafsiran sesat. Amin yra.Shaliqhttps://www.blogger.com/profile/09917747931255317840noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7298543364126332664.post-71190673210941457932011-04-05T07:53:52.518+07:002011-04-05T07:53:52.518+07:00Subhanallah... trima ksih ats pncerahannya Pak Ahm...Subhanallah... trima ksih ats pncerahannya Pak Ahmad.. tiada kata lain: kpasrahan diri dlm mnerima n mnjalani ktentuan Allah adalah bgian dari kyakinan kpada Allah akn kemahakuasaan-Nya. <br /><br />Muncullah buah pmikiran sbb:<br />Sy mrasakan bhw apa pun adanya mnusia saat ini (ada yg brbuat kbaikan, krusakan, ada yg jadi kuli, bos, nelayan, petani, ada yg smpai akhir hayat susah terus, senang terus, ada yang diberi cobaan bhkan terus-mnerus, ada yg diselimuti dgn dosanya, ada yg susah kemudian jdi senang n sebaliknya, dll) adalah spt sbuah mtor lengkap dg onderdilnya, sbuah Sunnatullah, smua ada sbab akibatnya n mbentuk satu ksatuan khidupan di semesta alam.<br /><br />Smua diciptakan ada tujuan n fungsinya: harus ada yg jadi busi + engkol pemantik api spy msin nyala = spt seorg motivator, ada yg jd msin = jd pkerja, jd kmudi = bos, hrus d posisi yg bs mlihat lebih luas n mnjadi pnentu arah, hrs ada yg jadi knalpot = panas n jd tmpat sisa buangan, ada yg jd body = org kaya, kbagian yg nyaman krn jd focus pnglihatan n penilaian, dicuci, disemir spy kilat cm klau sial aja ada tabrakan n penyok duluan, hrs ada yg jd tmpat duduk = org yg sial/slalu terhina, krn slalu ktmu bokong yg naikin bhkan mgkn malah kena buangan "angin" dll. <br /><br />Mlihat knyataan itu, siapa yg dciptakan jd knalpot.. brsiaplah dpt susah, yg djadikan body brsiaplah mnjdi orang kaya, dll smpai masa pakainya brakhir (ajal). Allah akn mngujinya n mnilai dr tngkat ksabaran n ktaqwaan diri ssuai posisi pnciptaannya. Faktanya mmg tak mungkin smua jd bos n tak smua jd anak buah. <br />Jd “sptnya” sbgian bsar mnusia akn dciptakan dg otak, mntal, akal n pikiran, nafsu srta kmampuan yg dsesuaikan utk brada d bwah, pmalas, miskin n bodoh, lemah iman, agr ada yg mau bkerja n mnjadi pndengar/pengikut. Yg sbagian kecil dciptakan brotak encer, pintar, mntal baja, nafsu trkendali, kuat agama, rajin, kmauan kuat, utk djadikn pmimpin, pnemu, ulama, kaya, agr mmpu mngendalikan yg sbagian besar. Spt Nabi Muhammad yg diriwayatkan dadanya “dibedah” oleh malaikat swaktu anak-anak yg dsiapkan untuk menjadi Rasulullah termulia. Ada "orang pilihan" utk menjadi panutan bagi yg lainnya.<br /><br />Knp yg “pintar” dbuat sdikit? Krn sdikit ini saja bs mbuat krusakan klau tdk mmiliki keimanan atau sdh cukup bs mbuat prbaikan yg bsar dg mpengaruhi si manusia yg diciptakan lebih bnyak td. Klau yg sedikit ini diciptakan dlm jumlah banyak… andai bisanya hnya saling mrusak n mnjatuhkan dg akal-akalan yg memang dicipta pintar dan nafsunya... wah..!!<br />Smua dciptakan Allah balance n ada tujuannya. Pada titik ini, brkesan sy mnyalahkan Allah knp mnciptakan spt itu. Pdhal mgkn mmg smua ada hikmahnya, dibuat brpasangn n brlainan jnis agr saling mngisi shg hrmonis n indah. Trnyata Allah mmg maha adil. Ada siang ada malam, gelap terang, kecil besar, susah senang, cantik jelek.. <br /><br />Para ustadz mngatakan, kita dbilang cantik/ganteng krn ada yg jelek… klo ga ada yg jelek, gmn mau dbilang cantik/ganteng? Tapi skasihan itukah yg dcipta “terlihat” jelek? Belum tentu… Krn msh ada "obat" dr Allah bhw kmuliaan seseorang bkn dlihat dr harta, fisik maupun kpintarannya, tp dr ktaqwaannya kpd-Nya… Nah…!! <br /><br />Trhiburlah si jelek dan trtahanlah rasa sombong si ganteng/si cantik. Sbuah ungkapan n jwban cerdas dr sang Maha Pintar! Tp ttap sj si manusia yg dicipta brakal, brusaha mbuat yg jelek jd “trlihat” cantik mlalui operasi. Slalu dsuruh brpikir n berpikir.. pakai akalmu! Seolah2 dmikian printah Allah. Shg sulit utk mnentukan smpai batas mana utk mnerima n brsyukur n batas mana hrus ttap brpikir n brusaha. Tp mlihat fakta bhw tdk smua org bs sukses n tdk smua org gagal, artinya psti ada yg bakal sukses n ada yg bakal gagal. Yg mngalami gagal akn mnjadi hikmah bagi diri sndiri n orang lain, bgitu jg yg sukses. Mgkn itu mksudnya knp hrus ada yg dtaqdirkan gagal atau sukses, dgn resep: bersabarlah, baik dlm gagal maupun sukses. <br /><br />Bersambung…Shaliqhttps://www.blogger.com/profile/09917747931255317840noreply@blogger.com