Translate This Blog

18.8.18

Mengukur Solat Khusyuk: Mulailah Penilaian dari Diri

Mengukur Solat Khusyuk

Menunjuk demoralitas manusia pada masa krisis, solat sok khusyuk sulit dijalankan. Bila mana ada orang yang mencoba menunaikannya secara ‘serampangan’, maka dia tidak dapat menikmati bentuk asli solat. Begitu seseorang menyadari, maka dia akan terasing atas apa yang dilakukannya. Kita akan mulai cara mengukur solat khusyuk. Mulailah penilaian dari diri sendiri.

Mengukur Solat Khusyuk


Anda solat, lalu solat yang Anda lakukan sesungguhnya bukan solat sebagaimana seharusnya, maka Anda merasakan seolah ada sesuatu yang tidak dapat diperoleh dari solat tersebut. Padahal, solat yang sesungguhnya adalah solat yang dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.


“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. al-Ankabut:45).

Solat, puasa, mengeluarkan zakat (terutama zakat mal), ibadah haji tidak akan dapat dipetik buahnya bila dijalankan sebatas lahiriah saja. Sadarlah bahwa semua itu karena saat akan menunaikannya tidak didasarkan kepada maksud sebenarnya pelaksanaan solat, puasa, zakat, dan ibadah haji. Dipusakai dengan baju kesombongan kepada Allah, terasa bahwa apa yang ingin diperoleh pasti tak akan didapatkan. Solat Anda seharusnya adalah merendah, bukan asal solat untuk memenuhi kewajiban.

Solat yang sekedarnya saja adalah solat yang tidak khusyuk. Sama saja apabila Anda menghadap kepada seorang yang berkedudukan tinggi, Anda pasti membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Anda akan menjadual agar pertemuan dengannya lebih lama. Seakan Anda demikian membutuhkan sehingga waktunya perlu dipanjangkan. Solat yang, seperti Anda menemui seorang berkedudukan tersebut, sampai Anda merasa melakukan hubungan dengan Allah sangat akrab, itulah yang disebut solat khusyuk. 
Dengan solat seperti itu, maka Anda sudah dapat merasakan ada-Nya Allah SWT berada di hadirat-Nya. Allah SWT berkenan menemui Anda dengan solat khusyuk. Solat yang tidak berarti Anda tidak dapat mendengarkan apa pun, tetapi solat yang merasakan bahwa Allah SWT benar-benar berada di hadapan Anda.

Subhanallah, Anda berarti telah menunaikan solat yang mengerti hakikatnya. Sama bila Anda sudah sampai di tempat yang dituju, Anda merasakan bahagia karena sesungguhnya tempat itu sangat didambakan oleh Anda. Tempat yang dimaksud bukan tempat seperti halnya tempat makhluk, melainkan hadirat. Bila Anda sudah sampai pada tahap itu, solat Anda berarti sudah berada di wilayah goib. 

Sekiranya belum sampai pada tingkat solat semacam itu, solat Anda baru pada tahap solat wajib. Solat yang baru sampai di wilayah lahir. Anda pasti sulit menerima pernyataan ini apabila hanya mendasarkan pada syari’at saja. Syarat sah solat, rukun solat, misalnya, adalah baik bila dikerjakan dengan penuh khusyuk.

Mulailah Penilaian Dari Diri


Gunakanlah setiap sadar akan diri dengan mengakui kebesaran Allah. Sebab dengan cara begitu Anda akan dapat meraih suasana jiwa bahagia. Perasaan akan hadir-Nya Allah dalam solat menjadi penting bila ingin mencapai solat khusyuk. Mulailah dengan menilai diri sendiri bagaimana solat Anda di hadapan Allah. Bekal yang dapat disandarkan untuk melaksanakan penilaian diri adalah keyakinan. Mengapa keyakinan menduduki nilai yang paling krusial? Keyakinan adalah aset utama seseorang sebelum dia melaksanakan peribadatan kepada Allah SWT.

Begitulah seharusnya Anda menjalankan solat, puasa, zakat, dan ibadah haji. Betapa pun Anda paham akan syari’at, bila belum merasakan kehadiran Allah SWT saat solat, maka belum ada keyakinan yang kuat. Masalah pahala dari pelaksanaan ibadah terletak dari bagaimana saat Anda menunaikannya. Kalau pelaksanaan peribadatan kepada Allah belum mencapai hakikatnya, maka besaran pahala sudah dapat diketahui perkiraannya. Bagaimana Anda akan diberi pahala yang sepadan dengan orang yang solatnya khusyuk, sementara solat Anda biasa-biasa saja? Solat khusyuk dijelaskan oleh Allah dalam beberapa ayat Al-Qur’an,


“Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk” (QS. Al-Baqarah: 238).

Seperti apakah solat khusyuk itu? Allah SWT berfirman,

“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk”  (QS. Al-Isra’: 109). 

Solat khusyuk pernah dilakukan oleh Yahya ketika memohon kepada Allah untuk dikaruniai seorang anak.


“Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami” (QS. Al-Anbiya’: 90).

Solat Nabi Yahya memang tidak sebagaimana solat yang diperkenalkan oleh Nabi Muhammad Saaw. Tetapi, dalam hal berdo’a kepada Allah SWT, Yahya memang demikian khusyuk.

Di hadapan kebesaran Allah SWT, setiap manusia pasti tidak dapat menengadah kepalanya. Seorang yang beriman pasti menunaikan solat dengan khusyuk karena dia sudah sedemikian merasakan kehadiran-Nya.


“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya” (QS. Al-Mukminun: 1-2). 

Mulailah dengan meyakini Allah SWT seakan-akan melihat Anda. Kemudian, jadikan solat Anda solat yang mengingat kepada-Nya. Anda adalah seorang hamba, sementara Allah Maha Pencipta. Dalam kesadaran diri seperti itu, Anda akan bersikap dan berbuat dalam solat seolah menghadap kepada Sang Maha Raja. Maka, solat Anda, insya Allah, dapat dikategorikan solat khusyuk. 

Belajar atau berlatih mengerjakan solat khusyuk sangat dibutuhkan. Tanpa belajar atau berlatih, maka seorang yang menunaikan solat seakan tidak dapat mencapai solat khusyuk. Pertama, solat seperti biasa Anda kerjakan, diupayakan oleh Anda dengan menghadap kepada kemahabesaran-Nya. Berada di hadapan Allah SWT tidak patut seperti menghadap kepada sesamanya. Merendah, tunduk, dan dimaknai setiap bacaan solatnya.

Merunduk adalah salah satu indikasi bahwa Anda adalah hamba. Dalam hal ini, merunduk dilakukan dengan menundukkan kepala Anda, jangan menengadah. Supaya lebih merasakan akan kehadiran-Nya, lakukanlah seolah Anda sedang berdialog dengan-Nya. Suara Anda harus lebih lembut, cukup Anda saja yang dapat mendengarkan. Kemudian berusahalah agar menangis bila Anda membaca ayat-ayat Allah SWT. Bukan pekerjaan yang mudah memang untuk dapat menangis, tetapi bila dengan penuh penghayatan, insya Allah, Anda dapat menangis. Kalau sudah sampai merasakan Anda dapat menangis, maka solat Anda bertambah nikmat. 

Kedua, Allah SWT pasti mendengarkan setiap bacaan solat Anda. Ketika Anda membacakannya pasti Dia menerima apa pun permohonan Anda. Pasti anda bingung. Bukankah solat itu hanya membacakan saja setiap bacaan yang sudah ditentukan sesuai syari’at?

Seandainya solat semata-mata berdasarkan syari’at, maka solat itu hanya sebatas lahirnya saja. Padahal solat, bila dilihat dari segi hakikatnya, sesungguhnya termasuk perkara goib. Gairah solat untuk mencapai pada tahap solat itu dapat berhubungan dengan Allah, maka Anda hidup seperti berada di wilayah goib. Solat Anda bukan lagi solat di lahir.

Inilah yang mendasari bahwa solat yang Anda lakukan pasti akan didengar dan seluruh permohonan Anda dikabulkan. Solat mencakup do’a di dalamnya. Misalnya, pada saat Anda membaca surat al-Fatihah. Bagaimana Anda memahaminya? Pada saat membacakan ayat “Iyya ka na’budu wa iyya ka nasta’in” apakah Anda menyadari bahwa Anda sedang menyatakan penghambaan kepada Allah sekaligus Anda memohon pertolongan? Pasti solat Anda belum memaknai bacaan ayat tersebut jika sekiranya Anda sama sekali tidak merasakan bahwa sesungguhnya Anda sedang bermohon kepada Allah Azza wa Jalla.

Keluarga Anda pasti menyukai Anda bila Anda berada di dalam suasana jiwa yang menjalankan solat khusyuk. Sebab, dengan solat khusyuk, Anda pasti tidak pernah bertengkar dengan istri Anda. Sekalipun belum cukup secara materi, Allah SWT menanamkan rasa tenang di dalam jiwanya. Dunia seolah biasa saja tidak dianggap sebagai sesuatu yang menjanjikan keindahan palsu. Anda akan berpasrah kepada Allah SWT apa pun yang menjadi kehendak-Nya. Demikian nikmat rasanya hidup karena tidak dibebani oleh banyak keinginan nafsu dunia.

Anda bersikap zuhud; tidak menggantungkan hidup Anda kepada kekayaan dunia. Anda boleh jadi orang kaya, tetapi hidup Anda tampak sederhana. Bukan tidak dapat menikmati adanya suatu keindahan atau bersenang-senang dengan keluarga, tetapi Anda lebih bahagia karena tidak terbebani dengan pemikiran yang kacau karena kemilau dunia.

Keutamaan yang dapat diperoleh dari solat khusyuk, tentu saja, adalah Anda tampak lebih bergairah di dalam kehidupan Anda. Anda sudah mengetahui bahwa Allah SWT sudah menjanjikan akan kampung akhirat dengan kehidupan yang lebih nikmat. Bahagia hidup di dunia dan di akhirat terasa sangat menarik perhatian. Jiwa Anda sudah merasakan kenikmatan bahagia hidup dalam pandangan batin. Persoalan yang muncul seolah bukan lagi menjadikan Anda merasa sumpek, selain bahwa seluruhnya menjadi tanggungan Allah Azza wa Jalla. Masya Allah. Apakah Anda tertarik?
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post


EmoticonEmoticon

Post a Comment

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner