Translate This Blog

3.1.19

Semua Milik Allah

Semua Milik Allah

Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang ada di langit dan di bumi.

Allah berfirman:

Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui” (QS. Saba: 1).

Allah SWT akan melakukan apa saja atas kepemilikan-Nya karena sesungguhnya itu hak Allah. Adakah manusia yang dapat menguasai milik Allah?

Tak seorang pun di antara manusia yang dapat menguasainya. Barang-barang yang ada pada manusia sesungguhnya hanya titipan, bukan miliknya.

Selama ini, orang menganggap apa yang dimilikinya adalah miliknya.

Padahal, dari harta mereka ada milik orang lain (pada masa nabi, mereka di antaranya adalah budak). Allah SWT memberi rezeki pada sebagian manusia melebihi dari sebagian yang lain.

Allah berfirman:


“Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?” (QS. An-Nahl: 71).

Manusia yang merasa dirinya tidak ditolong oleh Allah SWT adalah orang yang lupa akan hakikatnya.

Pikirannya bahwa apa yang mereka miliki tidak diberi oleh Allah Yang Maha Kaya? Sungguh sangat naïf.

Mereka sama sekali tidak mengetahui apa pun jika Allah Yang Maha Mengetahui tidak memberinya pengetahuan.

Pasti siapa pun tidak dapat menguraikan pemahaman mengenai sesuatu tanpa ada-Nya Allah saat dia menulis. Seorang disebut ahli dalam ilmu pengetahuan, misalnya, sepertinya hasil olahan pikirannya sendiri.

Padahal, Allah-lah yang sesungguhnya memberikan dia mampu mengolah, menganalisa, dan menyimpulkan.

Manusia sebenarnya hanya melaksanakan perintah, jika dia seorang ahli, untuk menulis. Begitu juga bila dia seorang da’i, kepandaian dia menyampaikan pesan bukan lahir semata-mata dari hasil pandai berpidato.

Akan tetapi, Allah SWT telah menyiapkan jauh sebelumnya di dalam otaknya semacam alat perekam yang dengan mudah dia menghafal.

Seluruh kemampuan manusia tidak mungkin berjalan dengan sendiri tanpa bantuan Allah Yang Maha Mengetahui.

Jika ada manusia yang menganggap bahwa karena dirinyalah yang menyebabkan dia dapat berbicara, menulis, dan berbagai keahlian lainnya, maka dia termasuk orang-orang congkak kepada Allah Azza wa Jalla.


Selama ini orang merasa bangga dengan apa yang dimilikinya. Padahal, mereka lupa bahwa dirinya bisa segala hal berkat ditolong oleh Allah SWT.

Sekiranya menyadari pakaian yang dimilikinya saat ini bukan pakaian yang sesungguhnya, dia akan mengakui bahwa pakaian yang ada adalah palsu. Pakaian yang sesungguhnya berada di dalam dirinya.

Bagaimana dia mengenal pakaiannya sendiri? Tak mungkin mampu menegenalnya karena dia terlampau membanggakan pakaian lahirnya.

Dalam kondisi jiwa yang melupakan mengenai hakikatnya, manusia kebanyakan lalai terhadap yang sesungguhnya.

Sama halnya apabila Anda menjadi seorang yang menyewa rumah. Posisi Anda hanya memakai rumah itu, tetapi tidak mempunyai hak memilikinya.

Apa saja fasilitas yang ada di rumah tersebut, bukan milik Anda. Kalau saja orang beriman menyadari bahwa Allah SWT memberikan fasilitas agar dipakai untuk mengakui kebesaran-Nya, bukan semata-mata diberi tanpa tujuan.

Seolah tak mengetahui, padahal dia tidak mau peduli. Masya Allah.

Oleh karena itu, manusia sering melupakan kepada hakikat dirinya. Manusia adalah makhluk yang lemah tak berdaya apa-apa.
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post


EmoticonEmoticon

Post a Comment

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner