“Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al-Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa” (QS, Al-Baqarah: 41).
Perintah Allah azza wa jalla kepada orang-orang Yahudi agar beriman kepada-Nya menegaskan bahwa Al-Quran adalah Kitab Allah yang tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya. Allah azza wa jalla telah menjadikan Al-Quran sebagai kitab-Nya yang sudah disempurnakan daripada kitab-kitab sebelumnya. Beriman kepada Al-Quan berarti meyakini kebenaran firman-Nya yang disampaikan malaikat Jibril kepada Rasul Allah Muhammad saw.
Apabila Allah berfirman dengan perintah kepada kaum Yahudi sebagaimana ayat di atas, lalu adakah orang-orang yang mengaku sebagai muslim harus diperlakukan seperti mereka (kaum Yahudi)? Anda sebagai muslim sudah sepatutnya tidak harus membangkang sebagaimana kaum Yahudi. Anda, insya Allah, termasuk orang-orang yang mengimani Al-Quran sebagai kitab yang paling benar dibandingkan dengan kitab-kitab Allah yang lain. Dengan keyakinan seperti itulah Anda rela menjadi muslim.
Apabila Allah berfirman dengan perintah kepada kaum Yahudi sebagaimana ayat di atas, lalu adakah orang-orang yang mengaku sebagai muslim harus diperlakukan seperti mereka (kaum Yahudi)? Anda sebagai muslim sudah sepatutnya tidak harus membangkang sebagaimana kaum Yahudi. Anda, insya Allah, termasuk orang-orang yang mengimani Al-Quran sebagai kitab yang paling benar dibandingkan dengan kitab-kitab Allah yang lain. Dengan keyakinan seperti itulah Anda rela menjadi muslim.
Sekiranya bukan karena kerelaan Anda menjadi muslim, maka pasti Anda akan menolak kebenaran Allah sebagaimana firman-Nya di dalam Al-Quran. Rela berarti tidak ada keterpaksaan memasuki agama yang diridai Allah (Islam). Anda menjadi muslim bukan karena disuruh oleh orang lain atau atas dasar dipaksa menjadi muslim selain Anda memang sangat menerima dengan sepenuh jiwa.
Adakah Anda meragukan kebenaran Allah di dalam Al-Quran bahwa sesungguhnya Islam adalah agama yang diridai Allah? Saya meyakini Anda menerimanya dengan kadar keimanan yang sangat kuat. Selanjutnya Anda berada di dalam keimanan kepada semua yang difirmankan Allah di dalam Al-Quran adalah benar ada-Nya.
Adakah Anda meragukan kebenaran Allah di dalam Al-Quran bahwa sesungguhnya Islam adalah agama yang diridai Allah? Saya meyakini Anda menerimanya dengan kadar keimanan yang sangat kuat. Selanjutnya Anda berada di dalam keimanan kepada semua yang difirmankan Allah di dalam Al-Quran adalah benar ada-Nya.
Allah pasti tidak membiarkan Anda tanpa petunjuk sekiranya sudah menjadi orang yang beriman kepada-Nya. Beriman kepada Allah adalah sebuah ekspresi jiwa menerima kebenaran mutlak tanpa suatu keraguan. Anda masih belum beriman bila menolak adanya pembalasan bagi muslim yang tidak taat dan patuh kepada-Nya. Padahal Allah berfirman,
“Sebelum (Al-Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa)” (QS. Ali Imron: 4).
Al-Quran diturunkan oleh Allah sesudah kitab-kitab sebelumnya sebagai Al-Furqon (pembeda dan pemberi penjelasan yang hak dan yang batil) agar mengimani Al-Kitab (Al-Quran) yang di dalamnya ada firman Allah Yang Maha Mengetahui. Allah berfirman pada ayat sebelumnya (QS. Ali Imron:3) menjelaskan keadaan saat itu sebagai berikut:
“Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.”
Kedua ayat ini mengancam kepada mereka yang ingkar kepada ayat-ayat Allah dan memberikan siksa kepadanya tanpa kecuali. Kata kafir berarti ingkar atau tidak meyakini kebenaran ayat-ayat Allah SWT di dalam Al-Quran. Alhasil, Anda belum beriman atau ingkar bila tidak meyakini kebenaran firman Allah. Naudzu billahi min dzalik.
“Sebelum (Al-Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa)” (QS. Ali Imron: 4).
Al-Quran diturunkan oleh Allah sesudah kitab-kitab sebelumnya sebagai Al-Furqon (pembeda dan pemberi penjelasan yang hak dan yang batil) agar mengimani Al-Kitab (Al-Quran) yang di dalamnya ada firman Allah Yang Maha Mengetahui. Allah berfirman pada ayat sebelumnya (QS. Ali Imron:3) menjelaskan keadaan saat itu sebagai berikut:
“Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.”
Kedua ayat ini mengancam kepada mereka yang ingkar kepada ayat-ayat Allah dan memberikan siksa kepadanya tanpa kecuali. Kata kafir berarti ingkar atau tidak meyakini kebenaran ayat-ayat Allah SWT di dalam Al-Quran. Alhasil, Anda belum beriman atau ingkar bila tidak meyakini kebenaran firman Allah. Naudzu billahi min dzalik.
Anda beriman kepada Allah sama saja dengan meyakini apa yang menjadi firman-Nya di dalam Al-Quran. Anda sepatutnya mempelajari Al-Quran dan memuliakannya dengan cara mengamalkan apa yang ditulis di dalamnya. Patutkah Anda mengabaikan Al-Qur’an sedangkan anda mengakui keberadaan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta? Adakah Anda membutuhkan pertolongan Allah? Bukankah di dalam Al-Quran sudah ditunjukkan jalan yang Anda cari?
Selama ini Anda tidak pernah mencoba untuk mengaji dan mempelajari kandungan Al-Quran. Allah azza wa jalla sangat menyayangi Anda agar mudah menemukan jalan yang lurus yang selalu Anda mohonkan kepada-Nya. Saat Anda salat, Anda mengucapkan “Ihdinash shirothol mustaqim,” tunjukilah kami kepada jalan-Mu yang lurus. Anda ucapkan 17 kali dalam sehari selama menunaikan salat wajib, belum ditambah dengan salat-salat sunah yang Anda lakukan untuk menambah pahala. Adakah Anda menyadari bahwa anda benar-benar membutuhkan petunjuk?
Ataukah Anda hanya mengucapkan saja tanpa ada keseriusan membutuhkannya? La ilaha illallah antum la ta’buduna illa antum la ta’lamun min ayatih. Anda hanya menyembah Allah karena menanggalkan kewajiban, tidak berusaha memaknai ayat-ayat-Nya yang Anda ucapkan. Asli sepertinya mengerjakan salat, tetapi Anda palsu mendirikannya. Allah azza wa jalla sangat tidak merespon salat yang anda tunaikan bila sebatas memenuhi kewajiban semata. Sayang sekali salat Anda.
Selama ini Anda tidak pernah mencoba untuk mengaji dan mempelajari kandungan Al-Quran. Allah azza wa jalla sangat menyayangi Anda agar mudah menemukan jalan yang lurus yang selalu Anda mohonkan kepada-Nya. Saat Anda salat, Anda mengucapkan “Ihdinash shirothol mustaqim,” tunjukilah kami kepada jalan-Mu yang lurus. Anda ucapkan 17 kali dalam sehari selama menunaikan salat wajib, belum ditambah dengan salat-salat sunah yang Anda lakukan untuk menambah pahala. Adakah Anda menyadari bahwa anda benar-benar membutuhkan petunjuk?
Ataukah Anda hanya mengucapkan saja tanpa ada keseriusan membutuhkannya? La ilaha illallah antum la ta’buduna illa antum la ta’lamun min ayatih. Anda hanya menyembah Allah karena menanggalkan kewajiban, tidak berusaha memaknai ayat-ayat-Nya yang Anda ucapkan. Asli sepertinya mengerjakan salat, tetapi Anda palsu mendirikannya. Allah azza wa jalla sangat tidak merespon salat yang anda tunaikan bila sebatas memenuhi kewajiban semata. Sayang sekali salat Anda.
Apabila Anda benar-benar meyakini bahwa Allah itu ada, mengapa Anda sekedar salat saja? Adakah saat Anda mendirikan salat merasakan kehadiran Allah di dalam hati Anda? Allah azza wa jalla tidak akan mengabaikan Anda sekiranya Anda salat tidak seolah-olah sedang berhadapan dengan-Nya, selain Allah meninggalkan Anda dari salat Anda. Akankah Anda terus menerus menunaikan salat seperti itu?
Silakan Anda baca: Kualitas Pelatihan Salat dan Salat Khusyuk adalah Salat Ingat
Di manakah keimanan Anda kepada Allah bahwa Dia senantiasa dekat bahkan lebih dekat dari urat leher Anda? Salat menjadi patokan atau ukuran keyakinan Anda kepada keberadaan Allah azza wa jalla sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Allah adalah Zat Tunggal Yang tiada Tuhan selain Dia, ada-Nya tak terjangkau oleh penglihatan mata Anda dalam keadaan Anda tidak meyakini kehadiran-Nya. Selama Anda tidak memiliki keyakinan bahwa Allah hadir di dalam salat Anda, mustahil Dia ada di dekat Anda. Jadi, kadar keimanan Anda sangat berpengaruh terhadap kualitas solat Anda.
Silakan Anda baca: Kualitas Pelatihan Salat dan Salat Khusyuk adalah Salat Ingat
Di manakah keimanan Anda kepada Allah bahwa Dia senantiasa dekat bahkan lebih dekat dari urat leher Anda? Salat menjadi patokan atau ukuran keyakinan Anda kepada keberadaan Allah azza wa jalla sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Allah adalah Zat Tunggal Yang tiada Tuhan selain Dia, ada-Nya tak terjangkau oleh penglihatan mata Anda dalam keadaan Anda tidak meyakini kehadiran-Nya. Selama Anda tidak memiliki keyakinan bahwa Allah hadir di dalam salat Anda, mustahil Dia ada di dekat Anda. Jadi, kadar keimanan Anda sangat berpengaruh terhadap kualitas solat Anda.
Allah azza wa jalla berada di antara Anda sebagai makhluk ciptaan-Nya dengan Dia sebagai Tuhan anda. Apa maknanya? Dengan kekuasaan-Nya, Allah azza wa jalla dapat berada di mana saja apabila Dia berkehendak tanpa Anda harus mengerti kedudukan-Nya sebagaimana Anda memahaminya dari pemahaman seorang manusia. Bila Anda hanya dapat berada di suatu tempat dan tidak ada di tempat yang lain, hal itu disebabkan karena Anda tidak memiliki kekuasaan untuk berbuat seperti itu. Allah azza wa jalla sangat mudah untuk berbuat sebagaimana yang Dia kehendaki.
Anda sulit untuk memahami bila Anda belum memiliki keyakinan akan kekuasaan-Nya. Jika dikatakan bahwa Allah dapat bersama Anda, kemudian apakah Allah tidak dapat bersama yang lain? Atau apakah Allah itu banyak sehingga dapat berada di mana mana? Maha Suci Allah dari persangkaan orang-orang yang menyamakan Allah dengan makhluk-Nya.
Mengimani Perkara Goib
Adakah keyakinan dalam diri Anda bahwa Allah dapat berbuat apa pun sebagaimana yang Dia kehendaki? Adakah Anda mengakui keberadaan Allah sangat sulit dijangkau oleh pandangan mata lahir Anda? Sulit dan tidaknya terletak dari keyakinan anda. Jika sifat Allah itu wujud, maka adakah keyakinan dalam jiwa Anda bahwa Allah itu pasti berwujud di alam syahadah dan alam goib dalam pandangan mata hati Anda? Allah azza wa jalla mengetahui yang goib dan yang nampak, apa maknanya?
Anda sulit untuk memahami bila Anda belum memiliki keyakinan akan kekuasaan-Nya. Jika dikatakan bahwa Allah dapat bersama Anda, kemudian apakah Allah tidak dapat bersama yang lain? Atau apakah Allah itu banyak sehingga dapat berada di mana mana? Maha Suci Allah dari persangkaan orang-orang yang menyamakan Allah dengan makhluk-Nya.
Mengimani Perkara Goib
Adakah keyakinan dalam diri Anda bahwa Allah dapat berbuat apa pun sebagaimana yang Dia kehendaki? Adakah Anda mengakui keberadaan Allah sangat sulit dijangkau oleh pandangan mata lahir Anda? Sulit dan tidaknya terletak dari keyakinan anda. Jika sifat Allah itu wujud, maka adakah keyakinan dalam jiwa Anda bahwa Allah itu pasti berwujud di alam syahadah dan alam goib dalam pandangan mata hati Anda? Allah azza wa jalla mengetahui yang goib dan yang nampak, apa maknanya?
Lingkup penjelasan perihal goib dan alam nyata sangat menarik bagi sebagian orang yang membutuhkan pemahaman yang sesungguhnya. Anda mungkin mengerti namun belum pernah mengalaminya secara langsung kehidupan di alam yang tak tampak dari realitas. Keyakinan tentang adanya alam goib semestinya tidak disangkal lagi oleh kaum mukmin. Bagaimana pun sudah sangat jelas penjelasan firman Allah mengenai kehidupan di alam keabadian.
Pikiran manusia yang lebih mendudukkan kemampuan lahir tanpa menyeimbangkan dengan keberadaan alam goib, tentu saja, kurang proporsional. Keberadaan manusia sesungguhnya berada di dua dunia, yaitu dunia yang tampak dan dunia yang tidak tampak. Pada kehidupan di dunia, manusia memiliki jasad (fisik) sekaligus juga ruh (berada di dunia tak tampak). Sebelum ajal menjemput Anda, maka ruh Anda masih bersama Anda. Keberadaan ruh Anda masih di wilayah alam syahadah, tetapi tidak dapat dilihat oleh mata Anda.
Pikiran manusia yang lebih mendudukkan kemampuan lahir tanpa menyeimbangkan dengan keberadaan alam goib, tentu saja, kurang proporsional. Keberadaan manusia sesungguhnya berada di dua dunia, yaitu dunia yang tampak dan dunia yang tidak tampak. Pada kehidupan di dunia, manusia memiliki jasad (fisik) sekaligus juga ruh (berada di dunia tak tampak). Sebelum ajal menjemput Anda, maka ruh Anda masih bersama Anda. Keberadaan ruh Anda masih di wilayah alam syahadah, tetapi tidak dapat dilihat oleh mata Anda.
Karena itu, ruh Anda sekali pun goib (tak tampak) tetapi masih berada di alam syahadah (nyata). Anda tak mungkin hidup bila ruh Anda sudah diambil Allah ke alam keabadian. Anda pernah merasakan desiran angin yang menerpa tubuh Anda? Adakah Anda pernah melihat seperti apa bentuk angin itu? Pengetahuan Anda mengenai angin hanya sebatas dirasakan atau bila Anda melihatnya dari sesuatu benda nyata yang diterpa oleh angin membentuk atau bergerak-gerak sehingga Anda mengetahui ada angin. Sekali pun tak tampak, angin adalah makhluk Allah yang berada di alam nyata dan dapat berfungsi sebagai pemberi oksigen untuk seluruh makhluk yang hidup di alam dunia!
Apakah karena tidak terlihat oleh mata Anda berarti tidak dapat diketahui atau dirasakan keberadaannya? Angin tak tampak tetapi Anda dapat merasakannya. Makhluk mikrobilogi tak dapat dijangkau oleh mata Anda, tetapi dengan bantuan mikroskop, mata Anda dapat menyaksikan adanya kehidupan mereka.
Silakan Anda simak bagaimana menurut pemahaman Anda, adakah bahwa sesuatu yang goib itu tidak dapat dirasakan dan dilihat? Allah azza wa jalla adalah Tuhan Yang Maha Goib, tetapi Dia bersifat wujud (ada), maka mustahil Allah itu tiada di alam syahadah. Dia sangat berkuasa dan dapat berbuat apa pun menurut kehendak-Nya. Suatu fakta bahwa di alam syahadah ada wilayah yang tak dapat dijangkau secara lahir oleh penglihatan Anda. Maka bukan mustahil bila Allah Yang Maha Goib berada di wilayah yang Anda tak dapat memandang-Nya kecuali Anda sudah diperkenankan.
Silakan Anda simak bagaimana menurut pemahaman Anda, adakah bahwa sesuatu yang goib itu tidak dapat dirasakan dan dilihat? Allah azza wa jalla adalah Tuhan Yang Maha Goib, tetapi Dia bersifat wujud (ada), maka mustahil Allah itu tiada di alam syahadah. Dia sangat berkuasa dan dapat berbuat apa pun menurut kehendak-Nya. Suatu fakta bahwa di alam syahadah ada wilayah yang tak dapat dijangkau secara lahir oleh penglihatan Anda. Maka bukan mustahil bila Allah Yang Maha Goib berada di wilayah yang Anda tak dapat memandang-Nya kecuali Anda sudah diperkenankan.
Kadar keimanan Anda dilihat dari ada tidaknya keyakinan kepada Yang Maha Goib. Sekiranya Anda meyakini bahwa Allah itu ada, maka bagaimanakah Anda menyikapinya? Jika Allah itu sangat mengetahui seluruh amal ibadah Anda, bagaimanakah Anda sepatutnya berbuat amal kebajikan? Sudahkah Anda menyadari semua yang Anda lakukan dilihat oleh Allah? Selama Anda tak mau tahu atau tak pernah peduli terhadap keyakinan semacam itu, berarti tingkat keimanan Anda masih standar atau biasa-biasa saja. Kualitas keimanan Anda sebatas di wilayah yang dapat disaksikan oleh penglihatan anda. Sebatas itu saja keimanan Anda.
Jadi, ketika Anda mengatakan percaya ada Hari Kemudian, Anda sesungguhnya hanya mengetahui berdasarkan pengetahuan lahir semata. Anda boleh jadi membaca secara langsung dari Al-Quran, hadits nabi atau dari bacaan-bacaan para penulis Islam mengenai hal tersebut.
Akan tetapi, Anda belum yakin atau masih ragu tentang kebenaran yang sesungguhnya tentang Hari Kemudian. Allah azza wa jalla sangat menghendaki keimanan Anda tidak hanya sebatas itu, selain Anda harus benar-benar meyakininya dengan sepenuh hati. Anda akan merasa takut dan tak akan berbuat sesukanya bila meyakini keberadaan alam kelanggengan.
Jadi, ketika Anda mengatakan percaya ada Hari Kemudian, Anda sesungguhnya hanya mengetahui berdasarkan pengetahuan lahir semata. Anda boleh jadi membaca secara langsung dari Al-Quran, hadits nabi atau dari bacaan-bacaan para penulis Islam mengenai hal tersebut.
Akan tetapi, Anda belum yakin atau masih ragu tentang kebenaran yang sesungguhnya tentang Hari Kemudian. Allah azza wa jalla sangat menghendaki keimanan Anda tidak hanya sebatas itu, selain Anda harus benar-benar meyakininya dengan sepenuh hati. Anda akan merasa takut dan tak akan berbuat sesukanya bila meyakini keberadaan alam kelanggengan.
2 komentar
ijin copas
Silakan. Copy dan sebarkanlah bila tidak berkeberatan. Diskusikan sekiranya perlu dengan sahabat (saudara) yang beriman dengan landasan keyakinan yang kuat akan kebenaran firman Allah!
Salam dari jauh,
Ahmad
EmoticonEmoticon