“Dan ini (Al Qur'an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Umulkura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Qur'an), dan mereka selalu memelihara shalatnya” (QS.Al-An’am:92).
Adakah pentingnya Al-Qur'an dalam kehidupan umat manusia? Bagi kaum beriman jawabnya pasti sangat penting. Melalui Al-Qur’an, banyak diketahui berita-berita dari Allah mengenai kehidupan. Mengkaji Al-Qur’an sangat besar manfaatnya.
Allah Azza wa Jalla menurunkan Al-Qur’an untuk kebutuhan umat manusia. Tanpa Al-Qur’an, manusia pasti tidak dapat mengetahui apa-apa. Seandainya Allah SWT tidak menurunkan rasul-Nya untuk membacakan ayat-ayat Allah, pastilah tak seorang manusia pun dapat menjalani kehidupan. Bayangkan bagaimana anda dapat keluar dari kegelapan di suatu daerah yang diliputi oleh jutaan pohon dalam gelap malam tanpa petunjuk? Menjauh dari Al-Qur’an pasti akan menemukan kegelapan untuk memahami tujuan hidup. Anda pasti menjadi seorang muslim yang seperti kebingungan apabila tak ada yang memberi bimbingan.
Allah Azza wa Jalla sangat menghendaki semua manusia berpegang kepada Al-Qur’an. Keutamaan Al-Qur’an tiada tandingannya. Hingga saat ini tak ada seorang pun yang dapat membuat semisal satu surat saja persis seperti Al-Qur’an. Karena itu, Al-Qur’an banyak dijadikan pedoman oleh semua manusia, baik yang beriman maupun yang kafir.
Pedoman yang paling dapat diandalkan untuk memahami sendi-sendi kehidupan umat manusia di dunia tidak ada yang semisal Al-Qur’an. Jadi, jangankan menyamai, semisal saja tidak ada. Kaum kafir berupaya menjawab tantangan Allah di dalam Al-Qur’an. Terbukti dalam sejarah tak ada seorang pun yang dapat membuat seperti Al-Qur’an.
Kandungan isi Al-Qur’an memiliki banyak berkah, di samping kebijaksanaan. Pahala orang membaca Al-Qur’an diibaratkan seperti manusia yang keluar dari kegelapan. Begitu besar manfaat yang diperoleh bila mengenal Al-Qur’an.
Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang disenandungkan dalam berbagai kegiatan upacara keagamaan sangat menyayat hati! Allah Azza wa Jalla menamai Al-Qur’an dengan sebutan al-Kitab, yaitu suatu buku pedoman bagi siapa pun kaum mukmin yang berharap memperoleh banyak manfaat (berkah).
Allah SWT berfirman:
“(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imron:138).
Apa saja yang dibutuhkan oleh orang-orang bertakwa, Al-Qur’an telah dipersiapkan oleh Allah berbagai penjelasannya. Misalnya, orang-orang bertakwa dengan mudah mendapatkan penerangan tentang bagaimana dapat berhubungan dengan Allah. Kedudukan Al-Qur’an sangat mulia di sisi Allah, sebagaimana mulianya orang-orang bertakwa.
Allah Azza wa Jalla sebagai Pemilik Kebenaran menujukkan keutamaan-keutamaan Al-Qur’an sebagai pegangan orang-orang bertakwa dalam kehidupan. Pastinya, Al-Qur’an dapat menunjuki muatan yang dikandungnya kepada kaum muttaqin.
Ketika orang bertakwa merujuk suatu ayat tertentu di dalam Al-Qur’an, maka dia (Al-Qur’an) menerangkannya. Allah Azza wa Jalla sebagai Maha Pencipta telah menjadikan Al-Qur’an berada di dalam kekuasaan-Nya. Begitu juga dengan orang bertakwa. Keduanya berada di dalam kekuasaan-Nya. Maka, apabila keduanya bertemu, mereka saling dapat berkomunikasi.
Allah SWT telah berketetapan adanya ketentuan demikian untuk menjadi bahan kajian bagi orang-orang yang mau berpikir. Anda pasti bingung adanya pernyataan bahwa antara orang takwa dengan Al-Qur’an saling berkomunikasi! Mengapa dapat terjadi komunikasi di antara keduanya?
Inilah rahasia Allah Azza wa Jalla yang disingkapkan kepada orang-orang yang senantiasa tunduk dan patuh kepada-Nya. Maka, anda memang sulit untuk menjangkaunya bila belum sebenar-benar bertakwa (haqqo tuqotih). Dalam keadaan anda belum sebenar-benar bertakwa, maka Allah Azza wa Jalla belum membukakan rahasia-Nya. Anda pasti akan memperoleh anugerah karunia yang banyak dari Allah sekiranya anda sungguh-sungguh mendekati-Nya.
Allah Azza wa Jalla berada di dalam kekuasaan-Nya untuk menetapkan adanya garansi (jaminan) bagi orang-orang bertakwa yang sebenar-benar bertakwa dengan anugerah-Nya! Inilah faedah yang diperoleh bila kita memiliki keyakinan yang sangat kuat atas firman-Nya untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bila belum memiliki keyakinan yang sangat kuat (haqqul yaqin), siapa pun pasti masih terus bertanya-tanya dengan sejumlah argumentasi untuk mengukuhkan kebenaran pernyataan saya tersebut. Sekali lagi, saya ingin menyampaikan kepada anda dan siapa pun tentang fakta dan bukti nyata bagi siapa pun yang berkeyakinan sangat kuat akan dianugerahi pengetahuan mendalam tentang Al-Qur’an. Janji Allah adalah pasti! Berbeda bila manusia yang berjanji!
Dari kenyataan yang ada, keyakinan yang sangat kuat dapat merasakan Al-Qur’an sebagai makhluk Allah dapat menunjukkan kebahasaan (berbicara dengan bahasanya sendiri disesuaikan dengan bahasa orang bertakwa). Menunjukkan apa yang terdapat di balik ayat-ayat yang lahir merupakan kebijaksanaan Allah Yang Maha Mulia. Dia lah Yang Maha Kuasa menjadikan apa yang dikehendaki-Nya terbukti nyata.
Bila dibahas secara logis intelektual, maka boleh jadi ada perbedaan. Akan tetapi, siapa yang dapat menghalangi kehendak Allah? Kamus mustahil bagi Allah tidak ada. Bagi-Nya apapun yang dikehandaki-Nya pasti terjadi! Hal ini tidak dapat diperhitungkan dengan daya talar manusia.
Berkah mengamalkan ayat-ayat Allah dengan sepenuh keyakinan hati kita mengimaninya, maka tidak ada yang musykil terjadi dalam pandangan Allah. Musykil hanya terdapat dalam kamus manusia. Dalam Induk Kitab (Loh Mahfudz) semuanya diatur oleh Allah Yang Maha Bijaksana! Kekuasaan-Nya meliputi segala sesuatu! Dia hanya cukup berkata: “Kun,” “fayakun.”
Keutamaan-keutamaan yang diperoleh orang-orang bertakwa dalam mengkaji ayat-ayat Allah SWT adalah kemampuan memaknai ayat-ayat Allah secara mudah. Model yang dapat digunakan untuk menunjukkan keutamaan-keutamaan tersebut diibaratkan sebagai Cahaya Yang Terang Benderang. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, sekalipun gelap tak ada informasi, maka dalam menguak keberadaannya dengan mudah dapat diperoleh. Cahaya-Nya menerangi kegelapan.
Bukti Nyata
Ayat-ayat Allah sangat nyata dengan firman-Nya:
“Dan demikianlah Kami telah menurunkan Al Qur'an yang merupakan ayat-ayat yang nyata; dan bahwasanya Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki” (QS. Al-Hajj:16).
Nyata berarti terbukti ada, dapat terlihat dalam pandangan (lahir) ataupun tidak. Bukti nyata bahwa langit dan bumi adalah ciptaan-Nya dapat dilihat secara kasat mata.
Dalam perjalanan hidup manusia pertama (Adam a.s), dunia mulanya masih berbentuk bumi yang tampak penuh dengan beraneka tumbuh-tumbuhan dan hewan, belum ada manusia selain Adam a.s. Langit penuh bintang dan rembulan serta matahari; masih belum ada pencemaran udara akibat ulah manusia. Kicau burung begitu merdu belum ada yang dipelihara tangan-tangan manusia. Kehidupan masih sangat bersih dari pertumpahan darah dan pergolakan politik kotor.
Allah Azza wa Jalla menjelaskan di dalam Al-Qur’an tentang penciptaan manusia: Dari tanah kering atau lumpur, berikutnya dari saripati tanah, kemudian dari segumpal darah, disebutkan lagi dari air mani. Kemudian manusia berkembang biak, begitu pun binatang.
Anda terlahir sebagai manusia pasti mengikuti proses penciptaan sebagaimana digambarkan di dalam Al-Qur’an. Bagi Allah sangat mudah. Allah SWT berfirman, “Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah". Lalu jadilah ia” (QS. Al-Baqarah:113).
Kehidupan manusia di dunia tidak dapat terlepas dari apa yang sudah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla. Dia lah yang mengatur segalanya. Melalui Al-Qur’an lah manusia mengetahui apa yang sudah digariskan oleh Allah tentang kehidupan.
Allah Azza wa Jalla telah memperlihatkan kepada kaum Yahudi yang membangkang terhadap Musa a.s. yang telah membawa bukti-bukti nyata dengan diturunkan sambaran petir kepada mereka.
Allah SWT memperlihatkan firman-Nya:
“Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata". Maka mereka disambar petir karena kedzalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami maafkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata” (QS. An-Nisa:153).
Adakah anda memiliki keyakinan yang sedemikian kuat akan firman Allah? Bukti-bukti nyata telah diperlihatkan oleh Allah kepada orang-orang terdahulu sebagaimana dapat dilihat pada banyak ayat-ayat-Nya. Anda, bila orang yang beriman, tentu saja tidak seperti mereka. Keyakinan anda sesungguhnya sudah ada terhadap kebenaran firman-Nya! Hanya saja, bagi anda masih belum ada yang dapat disaksikan secara mata hati tentang hal-hal yang tidak terjangkau oleh pandangan mata (lahir).
Dalam kehidupan nyata (dunia lahir), segala sesuatu dapat dijangkau oleh penglihatan mata (lahir). Akan tetapi, tidak demikian, bila segala sesuatu yang berada di wilayah goib! Gerakan yang ada di lahir dapat dilihat oleh mata (lahir). Bagaimana dengan gerakan suatu benda atau makhluk yang ada di wilayah goib? Inilah yang masih menjadi persoalan keyakinan bagi siapa pun bila belum dianugerahi karunia al-Hikmah (kebijaksanaan Allah).
Allah Maha Bijaksana mustahil bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya tidak diberi karunia! Kelebihan orang-orang beriman terletak pada keyakinannya. Keyakinan adalah fondasi yang mendukung adanya keimanan terhadap Allah Yang Maha Goib! Adanya Yang Maha Goib akan sulit dipahami sekiranya yang goib saja belum dapat dirasakan kehadirannya!
Pokok-pokok isi Al-Qur’an telah banyak menunjukkan adanya jin, iblis, para malaikat muqarrabin yang berada di wilayah goib! Adakah kaum beriman merasakan kehadirannya di alam dunia? Nyata ada di alam goib, tetapi nyata tidak tampak (terjangkau pandangan mata) di alam dunia. Bagaimana anda dapat menyikapinya?
Agama Islam adalah agama keyakinan, bukan semata-mata diterima sebagai bagian dari agama keturunan! Jika anda belum yakin ada-Nya Allah sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya dan dipertegas oleh sabda rasul-Nya, mengapa Islam dipilih untuk status keberagamaan anda di dunia (lahir)? Islam bukanlah produk manusia, tetapi dilahirkan oleh Dia Yang Maha Pencipta. Sekiranya Islam dipilih, mengapa keyakinan ada-Nya Allah diragukan? Jika tidak ragu, mengapa tidak mengikuti apa yang diperintahkan dan dilarang untuk dijauhi?
Sebagai mukmin, anda seharusnya tidak ada keraguan sedikitpun, melainkan dengan sepenuh hati meyakininya. Persoalan keyakinan menjadikan banyak muslim tidak tunduk dan patuh kepada-Nya sekiranya dihubungkan dengan akal semata-mata. Tidak begitu seharusnya keyakinan seorang mukmin!
Akal yang meyakini adalah akal yang sudah tunduk kepada kebenaran firman Allah. Adakah yang sudah menerima seutuhnya tanpa ragu perkataan-perkataan Allah di dalam Al-Qur’an? Orang yang yakin tidak sama dengan orang yang masih ada keraguan (percaya tapi butuh bukti). Orang yakin senantiasa mengandalkan kepada hati tulus untuk mengimani kebenaran Allah Yang Maha Suci. Bila dikatakan di dalam Al-Qur’an untuk mengingat Allah, maka orang yang yakin akan berdzikir di hatinya asma Allah Yang Maha Baik. Mereka mencintai sepenuh jiwa kepada-Nya dengan tak henti-hentinya merindukan Dia Yang Maha Suci.
Sekalipun belum terwujud ada-Nya di dalam jiwa, dia tak pernah ragu. Terus dan terus sampai, insya Allah, ada keajaiban datang menghampirinya. Keajaiban adalah bukti nyata dari nilai-nilai kebenaran yang diyakininya. Bila anda sakit yang terjadi di bagian dalam jiwa, adakah anda meyakini penyakit itu ada? Padahal, anda hanya merasakan sakit tanpa melihat organ dalam yang terkena sakit.
Akan tetapi, kata anda, dalam dunia modern banyak produk teknologi yang dapat meneropong bagian dalam manusia. Boleh jadi anda akan berkata, bahwa saat ini bagian dalam organ tubuh manusia itu “dapat dilihat.” “Dapat dilihat” menurut teknologi kedokteran. Sekarang, bagaimana anda merasakan sakit hati setelah dibenci oleh orang lain? Adakah penyakit tersebut dapat dilihat oleh pengetahuan kedokteran? Padahal, anda merasakan sakit di bagian dalam tubuh anda! Anda merasa dada terguncang, jantung berdetak kencang, kepala langsung terasa berat, lalu dapatkah dilihat bila anda datang menemui dokter dengan peralatan teknologi modern?
Sakit secara lahir dan secara batin ternyata dapat dirasakan. Mengapa anda merasa sakit di wilayah yang tidak mungkin akal dapat menjangkaunya tapi tidak diyakini sebagai adanya ketidakmampuan akal untuk menjangkaunya? Sedangkan sakit yang oleh dokter terkait dengan bakteri (makhluk halus yang diteropong oleh mikroskop) diyakini oleh akal akan keberadaannya?
Baca: Pengobatan Qurani wa Alhikmah
Baca: Pengobatan Qurani wa Alhikmah
Terlihat dan tidak terlihat sesungguhnya dapat dirasakan oleh tubuh (jasad) anda. Bila bahagia, hati anda merasa damai. Secara langsung, bagian-bagian organ tubuh anda pun selaksana sejuk, nyaman, tidak ada terasa sakit.
Mengapa dapat terjadi seperti itu? Bukankah bahagia itu tidak dapat dilihat oleh penglihatan (lahir)? Bahagia itu adanya hanya dapat dirasakan, tidak dilihat. Bahagia itu bukan benda yang dapat dilihat oleh pandangan mata (lahir). Yang dapat dilihat dari rasa bahagia adalah wajah anda begitu sumringah (sangat senang sekali) dan gerakan tubuh anda pun begitu pasti dalam melangkah, tidak loyo.
Bukankah bahagia itu adalah sebuah ekspresi jiwa? Adakah yang menyadari bahwa jiwa itu sesungguhnya ruh atau hati atau diri anda yang tak dapat dijangkau oleh penglihatan lahir (goib)? Adakah ini bukan bukti nyata adanya di dunia lahir (jasad)? Sesungguhnya ini adalah bukti nyata keberadaan wilayah goib dapat dirasakan oleh tubuh (jasad) anda yang belum menjangkau keberadaan alam barzakh? Adakah anda tidak yakin adanya alam barzakh?
Kenyataan tidaklah sama dengan hayalan. Nyata berarti ada, sedangkan hayal itu tidak ada. Bila disebut ada, maka bukan berarti karena tidak terlihat lalu disebut tiada! Misalnya, anda ada di suatu tempat tertentu. Anda pasti tidak dapat dilihat oleh orang lain yang tidak berada bersama anda. Goib juga disebut ada sekalipun tidak dapat dijangkau oleh penglihatan (lahir). Anda goib (karena tidak terlihat di suatu tempat, tetapi anda berada di tempat lainnya) tidak dapat dikatakan tidak ada.
Sebaliknya, hayal itu tidak nyata, artinya sekalipun terbayang ada sesungguhnya tidak ada. Misalnya, anda menghayalkan keadaan diri anda sebagai orang kaya! Nyatanya anda bukan orang kaya. Maka, apa yang anda hayalkan tidak dapat disamakan dengan kenyataan. Iblis menipu manusia dengan daya ilusi (hayal). Mereka menipu manusia agar merasa bahwa benar ada, padahal tak ada.
Allah itu Maha Goib, tetapi Ada. Ada-Nya tak dapat dihayalkan karena Dia benar-benar Ada. Ada-Nya tidak dapat dijangkau oleh penglihatan (lahir). Sudah pasti! Keberadaan-Nya bukan tidak Nyata, selain manusia tidak mampu mengjangkau-Nya. Kemampuan untuk menjangkau-Nya tidak dapat dilihat oleh mata (lahir) yang lalai hatinya! Maka, hati yang lalai pasti akan buta (tak dapat melihat wajah-Nya). Anda dapat melihat (mata lahiriah) tetapi Allah menyebutnya buta! Apa maknanya?
Mata lahir dapat melihat, tetapi mata hati gelap tak dapat melihat. Inilah yang disebut buta (mata hatinya). Demikian juga, anda dapat mendengar dengan telinga lahiriah. Tetapi, mengapa Allah menyebutnya tidak dapat mendengar (tuli)? Tuli secara lahiriah sudah anda pahami, tetapi dalam pandangan Allah, tuli yang dimaksud adalah tidak pernah mendengar suara kebenaran yang disampaikan oleh hatinya. Begitu pun mulut anda tak dapat bicara, padahal secara lahir anda pandai berbicara! Bisu disinggung oleh Al-Qur’an bukan mulut (lahiriahnya), tetapi pesan-pesan kebenaran yang disuarakan oleh hatinya tidak diberi perhatian untuk disuarakan oleh mulut lahirnya.
3 komentar
Assalamualaikum Pak Ahmad,
Subhanallah.. terima kasih. Begitu besar kemuliaan Al-Qur'an yg hanya bisa diyakini dgn keimanan, yg penuh! Dan penafsiran yg benar bisa dirasakan oleh hati yg jernih.
Bukti-bukti kebenaran Al-Qur'an tidak hanya dibuktikan di masa kenabian / kerasulan... tapi juga hingga kini dan hingga akhir zaman, yg diperkuat dgn penelitian ilmiah yg bahkan dilakukan oleh kaum musyrikin, sebagian beriman sebagian tetap dgn kekafirannya. Seolah Allah sedang menunjukkan kuasa-Nya dan kemahaan-Nya.
Beberapa yg menjadi banyak perbincangan adalah:
1. Diharamkannya babi.
2. Diharamkannya khamr.
3. Menyusui bayi hingga berusia 2 tahun.
4. Manfaat berkhitan.
5. Akibat perilaku tidak jujur.
6. Akibat cinta dunia.
7. Akibat memilih pemimpin yg tidak amanah atau di luar mukmin.
8. Terulangnya kisah bencana thd kaum terdahulu akibat perbuatan yg sama dilakukan oleh manusia saat ini.
9. Sifat-sifat manusia yg muncul saat diberi kemuliaan dan kenikmatan serta saat diberi kesulitan.
10. Keadaan di alam kubur.
11. Kejadian akibat kedurhakaan kepada orang tua
12. Manfaat berpuasa
13. Barokahnya shadaqoh, zakat dan infaq
14. Pertolongan Allah dalam fisabilillah, dan lain-lainnya yg sulit dijelaskan hanya dgn akal pikiran.
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
Assamualaikum Pak Ahmad..
Mohon pencerahannya. Sekalipun saat ini sudah banyak bukti-bukti kebenaran Al-Qur'an, namun masih saja otak saya ini berusaha utk mengkaji makna-makna yg ada di dalamnya dan kali ini adalah mengenai surga neraka yg dijanjikan Allah kepada hamba-Nya yg beriman dan bertaqwa.
Yg mnjadi pertanyaan saya dijabarkan sbb. Kelak setelah datangnya kiamat (dan itu tidak diragukan lagi, dilihat dari kejadian2 alam sesuai sunnatullah yg berlaku), seluruh ciptaan Allah: bumi dan seluruh kehidupannya di dunia, planet2, galaksi yg mencakup seluruh tata surya akan musnah (yg s/d sekarang belum diketahui apakah ada kehidupan ataupun seperti manusia dgn hukum Allah yg sama di planet lainnya). Dan akan dibangkitkannya kembali manusia utk mempertanggungjawabkan amalannya selama hidup sejak Nabi Adam hingga keturunannya di akhir zaman. Yg beriman bertaqwa dimasukkan ke surga dan yg ingkar ke neraka.. dan dalam perjalanannya menuju tujuan tsb diwujudkan seperti amalannya di dunia (ada yg berseri2, ada yg seperti binatang, ada yg bercahaya, kusam dan sbagainya). Lalu, setelah masing2 ditempatkan di surga dan neraka, apakah memang hingga selamanya keberadaan manusia di dalamnya? Apakah tidak ada kegiatan lain selain menikmati surga (karena menurut penjelasan Pak Ahmad sebelumnya, kesenangan yg dirasakan bisa sama dgn di dunia?) dan merasakan pedihnya neraka (yg berlipat2 dari rasa pedih di dunia)? Apakah tidak ada kehidupan berikutnya seperti bumi (dunia) ini dan sampai di situlah penciptaan Allah berhenti..?
Karena seperti kejadian di zaman Nabi Nuh, setelah bumi ditenggelamkan dgn banjir seluruhnya, yg beriman kepada Allah bersama Nabi Nuh masih tetap hidup dan melanjutkan kehidupan berikutnya. Mungkin inilah yg dipelajari oleh orang2 barat dgn akalnya hingga mereka berupaya mencari tempat hidup baru di planet lain karena masih menduga mungkin kalau selamat dan hanya bumi yg hancur akan melanjutkan kehidupan yg baru di periode berikutnya..? Wallahu a'lam.
Kemudian, apakah pengulangan kehidupan seperti ini tidak terjadi lagi...? Hari berbangkit seperti sebuah reinkarnasi (yg dipahami oleh org musyrik beragama Budha) dari perwujudan kehidupan berikutnya sesuai amalan yg dibuat selama hidup.
Dalam pencarian dan pengenalan Allah ini sungguh dirasakan banyak lika-likunya Pak.. Saya jadi ingat kisah Ashabul Ukhdud. Saya ingat juga kisah perjalanan Nabi Musa dan Khidr yg menghikmahkan rahasia Allah atas setiap kejadian. Juga ada hikmah kekuasaan Allah dalam kisah Ashabul Kahfi. Semoga akhirnya saya diberi keteguhan iman seperti dalam kisah-kisah tsb.
Terima kasih sebelumnya.
Wassalam.
Untuk jawabannya, saya persilakan anda menyimak tulisanku yang terbaru: "Surga Itu Haq, Neraka Juga Haq."
Saya sebatas mengupayakan dengan petunjuk-Nya menjawab pertanyaan anda. Cerahkan keyakinan anda, dan janganlah menggunakan akal semata-mata. Bedzikirlah kepada-Nya untuk lebih menyederhanakan pemahaman. Insya Allah, anda akan lebih mudah menjangkau-Nya.
Salam dari jauh
EmoticonEmoticon