-->

Translate This Blog

31.8.10

Manusia Sejati

Manusia adalah makhluk Allah yang tidak dapat menghindar dari berbagai persoalan hidup. Keberadaannya di dunia merupakan sebuah konsekuensi yang harus dihadapi. Persoalan hidup sesungguhnya adalah ujian bagi manusia. Maka, apapun bentuknya, ujian tidak dapat ditolak karena merupakan sunatullah yang harus dijalani. Keinginan manusia terhadap permasalahan yang ada adalah agar cepat diselesaikan. Tetapi, kenyataannya, banyak manusia yang menemui jalan buntu. Kebingungan pun menguasai akal manusia. Bingung karena tidak memiliki pegangan yang dapat dijadikan rujukan. Padahal, seandainya manusia menyadari, al-Qur’an adalah pegangannya. 

Persoalan manusia di alam dunia tak lebih menyangkut aspek-aspek kebutuhan dasar manusia. Persoalan ekonomi merupakan salah satu kebutuhan yang mendominasi kehidupan manusia. Selama manusia dapat memenuhi kebutuhan primer, maka persoalan-persoalan lain paling tidak dapat diperoleh dengan meminta bantuan para ahli. Tetapi, anda bayangkan bagaimana keluarga miskin yang seandainya memiliki anak 6 orang dapat memenuhi seluruh kebutuhan anggota keluarganya. Di saat bersamaan, ada anaknya yang tidak dapat bicara. Maka, kemungkinan besar, keluarga ini hanya membiarkan anaknya menerima cobaan. Mereka tidak memiliki dana untuk memeriksakan penyebab penyakit yang dialami anaknya. Kata pasrah akhirnya diambil untuk menghilangkan kebingungan situasi kejiwaan.

Latihan menghadapi persoalan yang semacam itu tak mungkin ditemukan dalam kehidupan di dunia ini. Yang ada adalah bagaimana kita dapat menyikapi terhadap munculnya problem keluarga. Kalau manusia berpegang kepada petunjuk Allah yang dapat ditemukan melalui al-Qur’an, maka kemungkinan sekali ia dapat ditolong oleh Allah Azza wa Jalla. Permasalahan apapun ada di dalam al-Qur’an. Subhanallah. Hanya saja, manusia tidak mau mencoba untuk belajar bagaimana untuk memahami ayat-ayat al-Qur’an. Perhatikan bagaimana al-Qur’an menyampaikan kepada manusia bahwa dirinya dapat menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang beriman? Dan masih banyak lagi al-Qur’an mampu menjadi penolong bagi orang-orang yang beriman.

Kemana manusia menghadap ketika menemui permasalahan yang tak sanggup ditangani sendiri sebagai manusia? Pasti dia akan menemui Tuhannya. Sudahkah tahu bagaimana menemui Allah? Kebanyakan manusia Muslim belum memahami cara menemui Allah. Mereka hanya tahu menjalankan solat lima waktu. Menghadap Allah adalah inti pelaksanaan solat. Sudahkah solat menjadi media untuk menemui Allah dan menyampaikan berbagai permasalahan? Kedudukan anda di hadapan Allah adalah hamba yang dipersilakan untuk memohon pertolongan kepada-Nya. Puluhan tahun anda solat tapi tidak menyadari bahwa anda sedang menghadap kepada Allah. Tak ada selintaspun anda menghadap Allah seolah-olah anda sedang berdialog dengan-Nya. Allah seolah tak melihat dan tak mendengarkan anda. Inilah kebodohan manusia. Mengaku paling pandai, tapi tak mengerti.

Kedudukan manusia di hadapan Allah adalah hamba bila dia benar-benar mengetahui kedudukan Allah saat menghadap kepada-Nya. Dia Maha Besar. Putus asa tidak dapat dijadikan alasan untuk menangkis sulitnya merasakan kehadiran Allah. Tiap manusia berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jangan menganggap bahwa perjuangan tidak diapresiasi oleh Allah. Justru Allah menilai manusia dari proses yang berjalan, bukan hasilnya. Adakah hamba-Nya mengupayakan dengan sungguh-sungguh dapat berkomunikasi dengan Allah ketika solat?

Melalui solat, hamba Allah dapat berhubungan sebagaimana layaknya berhubungan dengan sesamanya. Jangan dimaknai bahwa tidak ada bedanya dengan kedudukan di antara keduanya; manusia adalah hamba Allah yang berkedudukan sebagai yang diciptakan, sedangkan Allah adalah Sang Pencipta. Dalam hal hubungan dengan-Nya, seorang hamba tetap menggunakan tatacara yang berlaku sebagaimana menjalankan solat. Hanya bentuk atau model yang dilakukan oleh hamba dalam berkomunikasi di dalam solat berbeda dengan sebagaimana solat secara syar’i. Secara syar’i, seorang yang membaca bacaan solat dilafadzkan, apakah dengan suara lembut atau agak keras, sedangkan berkomunikasi dengan Allah dilakukannya bukan di bibir tetapi di hati. Misalnya, saat anda membaca takbir, maka di hati anda mengagungkan Allah dengan menyebutkan seperti: “Duhai Allah, Engkau memang Maha Besar.”

Penyampaian keagungan Allah di dalam solat seperti itu berarti pengakuan hamba akan kebesaran Allah betul-betul dinyatakan baik lisan maupun di dalam hati. Pengakuan lahir dan batin. Memaknai bacaan solat sangat dianjurkan untuk hamba yang merasakan ada-Nya kehadiran Allah saat solat. Silakan anda praktekkan, pasti anda akan merasakan suasana yang berbeda. Sekiranya anda meragukan apa yang saya sampaikan, maka hal ini dikembalikan kepada anda sebagai pribadi yang tak pernah akan merasakan hubungan yang mesra dengan Allah saat solat. Jangankan anda akan dapat berkomunikasi di luar solat, jika di dalam solatpun anda belum dapat.

Solat, di samping yang lainnya, merupakan salah satu jalan menuju perjumpaan dengan Allah. Ketika ditemui Allah, anda pasti merasakan keadaan jiwa yang sedemikian gemetar sehingga tak mampu menahan tangis, sebuah perasaan yang bukan karena kesedihan tetapi merasakan adanya penghormatan yang tak terhingga karena Sang Khalik berkenan menemui anda. Subhanallah. Jika seperti ini, maka perasaan anda menjadi tenang dan tak ada keraguan akan kebenaran Allah yang selama ini masih menghinggapi dada anda.

Hubungan seorang hamba dengan Allah seperti itu menunjukkan kedudukan hamba di hadapan-Nya sudah berada pada posisi yang mulia. Maknanya, hamba yang sudah ditemui Allah berarti dia telah berkedudukan sebagai hamba sejati. Seorang manusia yang berada dalam kedudukan sebagai manusia sejati menerima penghargaan dari Allah sebagai insan kamil, yaitu manusia yang sudah tak lagi dihantui oleh makhluk lain dalam menjalankan ibadah kepada Allah, melainkan pada suasana jiwa yang sesungguhnya sebagai pribadi. Kondisi ini tidak hanya berlangsung di dalam solat, tetapi juga di luar solat.

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post


EmoticonEmoticon

Post a Comment

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner