Inilah salah satu ayat Allah yang memerintahkan untuk solat khusyuk:
"Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk" (Q.S. Al-Baqarah : 238).
Amanat Allah kepada kaum mukmin sangat berharga sekiranya diperhatikan dan dilaksanakan. Lihatlah ayat di atas betapa Allah begitu peduli untuk menegaskan kepada kaum mukmin agar melaksanakan solat dengan terpelihara, baik solat wustha maupun solat khusyuk.
Ambillah pemikiran yang tidak sejalan dengan amanat Allah di atas. Apa yang akan diperoleh dari solatnya? Tanpa memelihara solat, tentu saja, solatnya akan menjadi rusak. Apabila solatnya tidak terjaga sehingga menjadi rusak, maka solat tersebut sia-sia.
Adakah yang dapat menegaskan bagaimanakah sesungguhnya solat wustha dan solat khusyuk itu? Khusyuk di dalam solat tentu sangat terkait dengan kualitas solatnya. Al-Qur'an menjelaskan dalam surat An-Nisa ayat 103:
فإذا قضيتم الصلاة فاذكروا الله قياما وقعودا وعلى جنوبكم فإذا اطمأننتم فأقيموا الصلاة إن الصلاة كانت على المؤمنين كتابا موقوتا
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”
Silakan baca: Kualitas Pelatihan Solat
Solat adalah salah satu bentuk beribadah kepada Allah yang telah ditentukan tata caranya dan waktunya. Peraturan-peraturan yang diberlakukan untuk pelaksanaan solat jelas berbeda dengan bentuk ibadah yang lainnya.
Apabila kita perhatikan ayat di atas, maka perintah Allah kepada kaum beriman tentang solat sangat ditentukan dari terpeliharanya mengingat Allah secara terus menerus (istiqamah). Allah Azza wa Jalla memerintahkan kepada orang-orang beriman:
- Apabila selesai solat segeralah mengingat Allah di waktu duduk, berdiri dan di waktu berbaring.
- Sesudah aman, dirikan kembali solat sebagaimana biasanya.
Sekiranya diminta untuk melanjutkan perintah Allah, perintah apa yang tepat disampaikan sesudah poin 2 (dua) di atas? Anda boleh jadi menjawab tidak sama dengan saya atau yang lainnya. Kalau saya diperkenankan, maka saya akan menjawab: Sesudah poin 2 (dua), maka yang cenderung akan disebut adalah perintah poin 1 (satu) diulang kembali: “Apabila selesai solat segeralah mengingat Allah di waktu duduk, berdiri, dan di waktu berbaring.”
Saya berusaha memahami konteks ayat tersebut sekiranya masih ada kesempatan untuk dilanjutkan. Saya menyimak ayat di atas dengan pernyataan sebagaimana tersebut di atas. Ayat tersebut diperlihatkan untuk menekankan betapa perlunya Mengingat Dia (Allah) Yang Maha Pencipta.
Dari ayat tersebut, Allah Azza wa Jalla pantas memerintahkan kepada kaum beriman mengingat Allah di setiap keadaan (waktu duduk, berdiri dan berbaring) sesudah menyelesaikan solatnya. Hal yang demikian telah ditegaskan oleh Allah sendiri bahwa solat itu sesungguhnya adalah untuk mengingat Dia.
إنني أنا الله لا إله إلا أنا فاعبدني وأقم الصلاة لذكري
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (Q.S. Thaahaa : 14).
Allah Swt berkehendak begitu ketika perintah untuk mendirikan solat diwajibkan kepada kaum beriman. “Mengingat Aku,” demikian yang dikehendaki-Nya. Kata kuncinya begitu, sekali lagi: “Mengingat Aku.”
Maka, pantaslah bila Dia (Allah) menegaskan kepada kaum beriman di ayat 103 surat An-Nisa di atas agar jangan melupakan-Nya sesudah selesai mengerjakan solat. Allah menyampaikan demikian karena sangat sulit bagi kaum beriman untuk secara mudah mengingat diri-Nya apabila di luar solat tak mengingat-Nya.
Di situlah sebenarnya inti dari solat khusyuk itu. Solat khusyuk, dengan demikian, adalah solat yang apabila ditunaikan tetap terjaga hatinya (wustha) dari mengingat Allah. Pahala yang dapat diterima oleh yang solat khusyuk adalah pahala seorang mukhlis dalam beribadah (menyembah Allah). Maka, Allah pun rido kepadanya sebagai seorang hamba yang dia cinta kepada Allah dan Allah pun cinta kepadanya.
Mencintai Allah Sepenuh Hati
Solat khusyuk akan tercipta jika dapat berjuang mencintai Allah sepenuh hati, tidak separuh hati. Totalitas hanya cinta kepada-Nya.
Jadi, mengingat Allah dengan sepenuh hati itu penting demi Dia Yang Maha Mulia juga mencurahkan cinta-Nya kepada hamba-Nya. Cinta Allah kepada hamba-Nya akan terjadi sekiranya antara seorang hamba (yang wajib mencinta) dengan Allah (Yang Wajib Dicinta) terjalin saling mencinta.
Bagaimana hal demikian dapat terjadi? Allah Yang Wajib Dicinta akan mencintai seorang hamba yang wajib mencinta apabila perintah Allah Azza wa Jalla untuk mengingat-Nya dipenuhi.
يا أيها الذين آمنوا اذكروا الله ذكرا كثيرا
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya” (Q.S. Al-Ahzab : 41).
Tanda cinta adalah selalu ingat kepada yang dicinta dengan sepenuh hati, bukan hanya di lisan. Mustahil disebut cinta sekiranya sering melupakan terhadap yang dicinta! Hatilah kuncinya dalam berbuat mencinta. Pasti Allah Maha Mendengar antara yang mengaku mencintai-Nya dengan sepenuh hati dengan yang sebatas di lisan.
Itulah di antaranya Allah Azza wa Jalla memerintahkan kepada orang-orang beriman agar mengingat-Nya di hati.
واذكر ربك في نفسك تضرعا وخيفة ودون الجهر من القول بالغدو والآصال ولا تكن من الغافلين
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai” (Q.S. Al-A’raaf : 205).
Allah Azza wa Jalla berjanji, dan janji-Nya pasti ditepati, apabila mengingat-Nya secara istiqamah di setiap keadaan (duduk, berdiri dan berbaring) dan di semua waktu (pagi, siang, sore, malam) di dalam hati hamba-Nya, maka Allah pun pasti mengingatnya!
فاذكروني أذكركم واشكروا لي ولا تكفرون
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)–Ku” (Q.S. Al-Baqarah : 152).
Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan sebuah syair:
Solat Ingat: Solat Khusyuk
Solat itu ternyata untuk mengingat Allah
Itulah yang dikehendaki Allah
Maka, solat itu tak disebut khusyuk jika tak ingat Allah
Begitulah kehendak-Nya: Ingat Allah
Derai air mata tetap tak disebut khusyuk solatnya
Sekiranya yang diingat bukan Allah Tuhannya
Sekali lagi, intinya adalah mengingat-Nya
Mengingat Allah berarti mencintai-Nya
Bersedih, bergembira dan beribadah hanya untuk Allah
Bagaimana dengan manusia, makhluk ciptaan Allah?
Allah Yang Maha Berkuasa menghendaki: Ingatlah Allah
Jika ingat Allah, seorang pengingat juga diingat Allah
Kekuatan mengingat berpengaruh kepada Dia (Allah)
Dicinta dan mencinta tak lepas dari Dia (Allah)
Maka, solatlah untuk mengingat Allah,
Solat Mengingat Allah adalah solat khusyuk karena Allah.
EmoticonEmoticon