Bukanlah derita jika lahir kebahagiaan, tetapi orang bahagia disebabkan karena menempuh pelbagai perjuangan yang sangat melelahkan dan menyakitkan. Kebahagiaan hakiki tidak terindikasi karena luapan kesenangan yang menyengsarakan, melainkan kekuatan jiwa melawan pasukan iblis yang menggoda, merayu dan menipu.
Penderitaan yang tak terukur karena jihad (perjuangan) dengan mencurahkan seluruh kekuatan jiwa mengikis keangkuhan iblis sang durjana, sesungguhnya adalah gerbang untuk memasuki pintu rahmat yang penuh dengan kebahagiaan hakiki. Di sanalah yang sesungguhnya kebahagiaan hakiki dapat dirasakan.
Berjuang melawan kebatilan membutuhkan kesungguhan dengan berpayah-payah tanpa kelelahan dan keletihan. Al-Haq (Allah azza wa jalla) pasti takkan membiarkan para penempuh kebahagiaan hakiki selain kekuasaan-Nya menyingkirkan iblis dari kedalaman jiwa yang tak terjangkau oleh keangkuhan akalnya.
--------
Duhai Yang Maha Mulia inikah jalan yang harus aku tempuh
Sementara hamba-Mu tak patut berbahagia karena tak berdaya
Dapatkah diriku Engkau junjung pada ketinggian derajat-Mu?Demi meraih kebahagiaan itu
Patutkah jika Engkau menolongku?
Sedangkan diriku tak patut Engkau dekati
Karena kotornya dirikuKarena malasnya diriku
Duhai Yang Maha Bijaksana
Mustahil bagi diriku Engkau biarkan
Apalah arti diriku menghadapi kekuasaan-MuKekuasaan-Mu tak terbantahkan
Dengan rahmat-Mu
Kutadahkan tangan kotorku
Agar Engkau mencurahkan keluasan kasih sayang-Mu
Agar Engkau memperkuat kepastian hakku pada-MuKewajibanku hanyalah pada sehelai daun pembungkus
Terkena panas tak akan mampu memulihkan kulitku
Begitu tipis dan tak berkekuatanAdakah berarti seluruh perjuanganku?
Tidak, Duhai Allah
Engkau adalah Tuhanku
Engkau penghilang deritaku karena iblis sang durjana
Engkau adalah penghapus segala kesengsaraankuTetapkan pada diriku
Kebahagiaan,
Keluasan kasih sayang,
Petunjuk dan bimbingan-MuHanya Engkau yang aku tuju
Hanya Engkau penguat jiwaku
Hanya Engkau yang menjadi sandaranku
Hanya Engkau Pemenuh kebahagiaan itu
EmoticonEmoticon